Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tetralogi Air dan Api, Idu Geni

19 Maret 2019   05:31 Diperbarui: 19 Maret 2019   05:52 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dan terjadilah!  Bersamaan dengan terpelantingnya Ardi Brata oleh pukulan Mahesa Agni, dan robohnya Bimala Calya terluka parah terkena pukulan Hulubalang Sanca, roboh pula pintu gerbang Benteng Bantar Muncang.  Ribuan pasukan Lawa Agung bergelombang menyerbu ke dalam benteng. Disambut oleh ratusan pasukan Galuh Pakuan yang dengan gagah berani meladeni.

Pecahlah pertempuran terdahsyat sepanjang beberapa hari ini.  Para prajurit saling beradu tombak dan pedang.  Suara ringkik kuda dan denting senjata menyertai berperciknya berliter- liter darah yang tumpah dari kedua belah pihak.  Pasukan Galuh Pakuan benar-benar bertahan dengan gagah berani.  

Hingga tetes darah terakhir bagi mereka tidak ada keberatan sama sekali demi sebuah kebanggaan membela kerajaan yang dijunjungnya.  Memang luar biasa semangat para prajurit Galuh Pakuan di benteng Bantar Muncang ini.  Sudah ratusan orang tewas, namun mereka juga berhasil membuat korban yang tidak sedikit di pihak Lawa Agung.  Panglima Baladewa sendiri gugur di tangan Lima Kobra Benggala yang mengeroyoknya. 

Hari sudah menjelang sore saat pertempuran sudah mendekati akhir.  Para prajurit Galuh Pakuan benar-benar sama sekali tidak mau menyerah. Hanya tertinggal puluhan orang, namun mereka tetap melawan.  Dan pada akhirnya, semua prajurit benteng Bantar Muncang gugur berkalang tanah.

Dimanakah Dewi Mulia Ratri berada?  Setelah beradu sihir dengan Datuk Rajo Bumi mengendalikan pasukan pasukan gaib.  Lalu melihat betapa benteng ini sudah mendekati kehancuran, Dewi Mulia Ratri ikut terjun dalam pertempuran membantu Arya Dahana.  Namun sebelumnya, dengan kehebatan ilmu kesaktiannya, pendekar wanita tangguh Galuh Pakuan ini menyambar tubuh Ardi Brata dan Bimala Calya sekaligus dan menyembunyikannya dalam hutan.  Barulah setelah itu dia kembali untuk membantu Arya Dahana yang masih dikeroyok dengan hebat oleh Panglima Kelelawar, Panglima Amranutta dan Raja Iblis Nusakambangan.

Dewi Mulia Ratri sangat kagum melihat pemuda yang dikasihinya itu tidak terdesak sama sekali.  Mampu bertahan dan mengimbangi serangan serangan para pengeroyoknya dengan baik.  Gadis ini langsung menyerang Panglima Amranutta untuk mengurangi beban Arya Dahana.

Namun usahanya dihadang oleh Datuk Rajo Bumi dan Putri Anjani.  Guru dan murid itu bersama sama mengeroyoknya dengan dahsyat.  Melihat ini Arya Dahana melompat tinggi menghindari serangan sampai akhirnya bersisian dengan Dewi Mulia Ratri.  Dua muda mudi ini kemudian terlibat pertarungan yang luar biasa melawan para pengeroyok yang terdiri dari orang-orang luar biasa.  Dua orang ini terdesak hebat.  Apalagi Mahesa Agni juga ikut terjun dalam pertarungan dahsyat itu.

Arya Dahana telah mengerahkan semua kemampuannya dengan memainkan ilmu pukulan Bayangan Matahari dan Busur Bintang berbarengan.  Dewi Mulia Ratri juga telah mengerahkan ilmu pukulan Gempa Pralaya.  Tetap saja mereka berdua terdesak hebat.  Meskipun terdesak, Arya Dahana masih sempat melukai Raja Iblis Nusakambangan yang buru buru meninggalkan pertarungan untuk memulihkan diri setelah pundaknya terhantam pukulan Busur Bintang.

Petang kini mulai menjelang.  Sinar matahari sudah tidak ramah lagi pada bumi.  ini menguntungkan bagi Arya Dahana dan Dewi Mulia Ratri.  Pemuda ini berbisik menggunakan ilmu mengirimkan suara dari jarak jauh.

"Ratri, keluarkan semua pukulan pamungkasmu.  Kita kejutkan mereka.  Lalu kita harus segera pergi.  Malam akan membantu kita melarikan diri...."

Dewi Mulia Ratri memberikan isyarat mengerti.  Gadis ini langsung saja menghantamkan kedua telapak tangannya ke tanah menggunakan ilmu Gempa Pralaya.  Disusul Arya Dahana menghantamkan pukulan Bayangan Matahari dan Busur Bintang secara bersamaan.  Akibatnya luar biasa!  Bumi berguncang hebat.  Larikan besar sinar keperakan dan kehijauan bersatu menjadi sebuah sinar berwarna jingga yang berhawa sangat aneh, menghantam ke arah para pengeroyok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun