Mohon tunggu...
Maureen Assyifa Agnimaya
Maureen Assyifa Agnimaya Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Saya seorang pelajar di salah satu SMA negeri di Bandung. Sebenarnya cita-cita saya adalah menjadi seorang fashion designer karena saya suka sekali menggambar. Saya juga suka menulis cerpen, dan beberapa kali pernah menjadi juara menulis cerpen di berbagai lomba. Di media ini, saya akan menitipkan cerpen-cerpen yang pernah saya ikut sertakan dalam lomba menulis. Semoga menjadi inspirasi buat siapapun yang mencari referensi menulis cerita yang sederhana.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Purple Code

4 Mei 2023   09:12 Diperbarui: 4 Mei 2023   09:27 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Apaan yang aneh? paling yang aneh itu, tuh lampu kamar elu yang seterang matahari!" cibir Cody dari sebrang.

"Aaah...buruan sini, jangan banyak omong! penting niiih!" seru Daffa

"Iyaa... iya, gue kesana deh!" jawab Cody akhirnya menutup obrolan.

Sambil menunggu kedatangan Cody, Daffa berharap suara aneh dari balik dinding apartemennya terdengar lagi. Tapi masih senyap. Daffa hanya mendengar sayup-sayup suara desingan flying car dan flying bike yang lalu lalang di atas langit. Dan juga suara nafas serta detak jantungnya yang saling bersahutan.

"Heey... berita penting apaan?" tanya Cody menerobos tiba-tiba setelah pintu apartemennya bergeser secara otomatis.

"Mau minum apa lu?" Daffa malah balik bertanya, pandangnya tak lepas dari layar hologram di depannya.

"Gak usah... gue lagi gak haus! Gue cuman haus berita penting yang tadi elu bilang!" sungut Cody kesal melihat sikap Daffa yang malah asik dengan layar hologramnya.

"Tenaaang bossku, santaaii...yuuk duduk sini!" ajak Daffa setelah mematikan layar hologram di depannya. Lalu beranjak menuju sofa yang merapat ke dinding di sebrang tempat tidurnya.

"Sstt...!" bisik Daffa sambil meletakan jari telunjuk di depan bibirnya, manakala melihat Cody yang hendak protes atas sikapnya.

"Diaaam, jangan berisik!" lagi-lagi Daffa berbisik. Badannya dia condongkan ke arah dinding, dan telingannya dia rapatkan ke dinding. Refleks Cody melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh Daffa.

"Ada apaan sih, Daff?" tanya Cody ikut berbisik. Tapi Daffa tak menjawab, sikapnya masih sama seperti tadi. Sedetik, dua detik sampai tak terasa lima menit mereka berdua merapatkan telinga di dinding.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun