Lagi-lagi berita kehilangan Princess Sharon kembali muncul, serentak disetiap kanal media sosial yang bisa diakses oleh seluruh penduduk termasuk watchflix, aplikasi menonton yang seharian ini Daffa akses.
"Huuuh...mengganggu sekali!... mentang-mentang yang hilang anak presiden, jadi yang heboh harus seluruh dunia!" rutuk Daffa kesal.
Dengan kasar, dia tekan tombol di layar jam tangannya. "Kliik!" seketika layar hologram di depannya mati. Lalu Daffa berjalan mendekati tempat tidur di ujung kamar, pelan dia rebahkan tubuhnya di atas kasur. Masih diantara cahaya lampu kamar yang terang benderang, Daffa mencoba memejamkan matanya, tapi berbagai pikiran berantai memasuki ruang khayalnya. Sampai akhirnya, Daffa kelelahan dan terlelap dalam mimpinya.
********
"Daffa, perkenalkan ini Caesar!... robot cantik ini, ayah rancang buat melayani kamu. Dia hebat, bisa mengerjakan semua pekerjaan di rumah ini," terang ayah suatu hari, saat membawa sebuah robot berbentuk manusia kehadapan Daffa. Seingat Daffa, umurnya masih 4-5 tahunan dan seingatnya tinggi robot itu kurang lebih sama dengan tinggi badannya.
Waktu itu, perusahaan ayah sedang bereksperimen membuat robot rumah tangga yang bisa dipakai oleh masyarakat. Robot itu bermata lebar dan mulut yang nyaris selalu menganga. Nampak kabel berwarna-warni, saling melintang di sela-sela rangkaian besi yang membentuk tubuhnya. Suara robot itu berisik, setiap berbicara, dari mulutnya yang menganga juga keluar suara musik yang tak beraturan. Kata ayah, robot tersebut adalah robot percontohan yang masih harus disempurnakan, sebelum nantinya akan diproduksi secara massal.Â
Meski Daffa selalu terganggu dengan suara yang keluar dari mulutnya, pada akhirnya Daffa terbantu dengan keberadaan robot itu. Lumayan lah, cukup dengan memberi perintah melalu microphone di jam tangannya, robot itu bisa mengerjakan segala hal sesuai perintahnya.
Setelah masuk SMP, Daffa meminta kepada orangtuanya untuk tinggal sendiri di sebuah apartemen tak jauh dari sekolahnya. Awalnya orangtua Daffa keberatan dengan permintaan Daffa tersebut, tapi mengingat peraturan sekolah Daffa yang selalu memberikan sanksi keras ke setiap muridnya yang terlambat datang, mau tidak mau kedua orangtuanya mengizinkan Daffa tinggal di apartemen dengan syarat Caesar dibawa serta.
Kedua orangtua Daffa sendiri, tinggal di sebuah komplek khusus para pekerja yang disediakan oleh perusahaan. Komplek itu berada sekitar 1 mil dari kota. Ayah Daffa adalah seorang Insinyur yang bekerja di perusahaan tersebut. Perusahaan tempat ayah Daffa bekerja adalah sebuah perusahaan milik pemerintah yang khusus melakukan eksperimen membuat peralatan-peralatan canggih yang kemudian diproduksi secara massal dan selanjutnya akan di distribusikan ke seluruh penduduk dunia.
Di era tahun 2122, bukanlah hal yang aneh kalau seluruh rumah dari penduduk di dunia mempergunakan robot semacam Caesar. Semua robot-robot itu dibagikan secara cuma-cuma oleh pemerintah. Begitupun dengan flying car, flying bike, jam tangan canggih seperti kepunyaan Daffa, dan berbagai peralatan canggih lainnya di bagikan secara merata oleh pemerintah ke seluruh penduduk dunia. Semua peralatan tersebut dibuat dengan model dan warna yang serupa satu sama lain, sehingga tak ada alasan dari penduduk untuk saling iri dan saling pamer kekayaan.
Tahun 2122, penduduk dunia bersatu dibawah satu kekuasaan. Tidak ada lagi negara Amerika, Rusia, China dan negara-negara seperti cerita seratus tahun kebelakang yang pernah Daffa baca di e-book. Tak ada lagi warung, pasar, mall dan supermarket. Semua kebutuhan penduduk dibagikan secara gratis oleh pemerintah. Setiap penduduk cukup memesan setiap kebutuhannya secara virtual, dan...triing! tak lama pemerintah pasti langsung mengirimkan setiap kebutuhan sesuai pesanannya itu. Segala fasilitas tersebut, diatur dan diawasi oleh pemerintah yang dikepalai oleh seorang presiden.