Mohon tunggu...
Maureen Assyifa Agnimaya
Maureen Assyifa Agnimaya Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Saya seorang pelajar di salah satu SMA negeri di Bandung. Sebenarnya cita-cita saya adalah menjadi seorang fashion designer karena saya suka sekali menggambar. Saya juga suka menulis cerpen, dan beberapa kali pernah menjadi juara menulis cerpen di berbagai lomba. Di media ini, saya akan menitipkan cerpen-cerpen yang pernah saya ikut sertakan dalam lomba menulis. Semoga menjadi inspirasi buat siapapun yang mencari referensi menulis cerita yang sederhana.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Purple Code

4 Mei 2023   09:12 Diperbarui: 4 Mei 2023   09:27 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Presiden yang saat ini sedang berkuasa bernama Sir Louis Alexander, seorang teknokrat berkulit putih kemerahan dan berambut pirang. Sedangkan istrinya bernama Priyanka Kapoor, ahli medis yang berkulit coklat dan berambut gelap. Anaknya Princess Sharon Alexander, umurnya kurang lebih seumur Daffa, 15 tahun. Dari berbagai media yang pernah Daffa akses, Princess Sharon berwajah cantik, dengan bola mata yang bulat, rambut ikal legam tapi berkulit putih terang. Sangat kontras dengan kedua orangtuanya.

Princess Sharon tinggal di sebuah komplek mansion, tempat khusus yang diperuntukan bagi keluarga presiden dan seluruh staf pemerintahan. Komplek mansion tersebut berada di kaki bukit, sebelah utara kota. Khusus untuk penghuni mansion, disediakan flying car dan flying bike berwarna hitam, berbeda dengan flying car dan flying bike yang biasa digunakan oleh penduduk biasa. Di sekeliling komplek mansion dijaga oleh ratusan robot polisi. Robot-robot itu berjaga tanpa jeda. Tak bisa sembarangan orang bisa masuk ke dalam mansion tersebut. Makanya hal yang cukup aneh, kalau tiba-tiba tersiar kabar menghilangnya Princess Sharon dari komplek mansion.

"Biiip...Biiiipp... Biiibiipp!"

Dari kemarin, suara itu berulang-ulang Daffa dengar, sayup sayup dari balik dinding apartemennya. Terkadang senyap, lalu kembali suara itu terdengar bersahutan. Daffa penasaran, suara aneh apa itu, kenapa suara itu muncul dibalik dinding apartemennya. Saat suara itu kembali terdengar, Daffa mendekatkan cuping telinganya ke dinding, berusaha menangkap secara jelas suara aneh itu.

"Tuk...tukkk!" Daffa mengetuk dinding apartemennya saat suara aneh itu berhenti. Berharap ada balasan dari balik sana. Tapi hening.

Daffa beranjak mendekat ke arah jendela. Jendela itu menghadap ke jalan raya tempat orang-orang berjalan lalu lalang. Di pelataran apartemennya nampak beberapa flying car dan flying bike yang terparkir. Semua kendaraan itu bebas di pakai oleh semua penghuni apartemen yang sudah memiliki surat izin mengendarai (SIM) khusus flying car dan flying bike. Kebetulan Daffa sendiri belum memiliki surat tersebut berhubung usianya belum 17 tahun, jadi saat ini Daffa tidak diperbolehkan mengendarai flying car dan flying bike.

Tiba-tiba mata Daffa terpaku pada sebuah flying car yang terparkir paling pojok agak terhalang oleh tiang papan nama apartemen. Nampak aneh, karena dari sekian banyak flying car yang terparkir, warna flying car tersebut agak mencolok. Flying car itu berwarna biru agak gelap, tidak seperti flying car pada umumnya yang berwarna biru terang.

"Sepertinya itu tipe flying car keluaran terbaru karena warnanya beda dengan yang lain?" pikir Daffa. Matanya dia picingkan berusaha melihat secara jelas keanehan dari flying car itu.

"Cody... lu dimana?" tanya Daffa berbicara melalui microphone di jam tangannya.

"Gue di lagi main virtual game, ada apaan?" suara Cody terdengar di balik jam tangan Daffa.

"Lu ke apartemen gue deh sekarang, ada yang aneh nih disini!" perintah Daffa kemudian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun