Mohon tunggu...
Maureen Assyifa Agnimaya
Maureen Assyifa Agnimaya Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Saya seorang pelajar di salah satu SMA negeri di Bandung. Sebenarnya cita-cita saya adalah menjadi seorang fashion designer karena saya suka sekali menggambar. Saya juga suka menulis cerpen, dan beberapa kali pernah menjadi juara menulis cerpen di berbagai lomba. Di media ini, saya akan menitipkan cerpen-cerpen yang pernah saya ikut sertakan dalam lomba menulis. Semoga menjadi inspirasi buat siapapun yang mencari referensi menulis cerita yang sederhana.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Purple Code

4 Mei 2023   09:12 Diperbarui: 4 Mei 2023   09:27 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Haii!" gadis itu menyapa dengan ramah. Mata bulatnya semakin terlihat lebar dan bersinar.

"Haaii...!" kembali gadis itu menyapa, tangannya dia lambaikan di depan muka Daffa.

"Ohhh...hai!" balas Daffa setelah tersadar dari keterkejutannya.

"Kamu Daffa kan?" gadis itu bertanya masih dengan nada ramah. Daffa mengangguk.

"Aku Sharon, Princess Sharon!" lanjut gadis itu sambil mengulurkan tangannya. Daffa gugup menerima uluran tangan Princess Sharon. Lembut dan dingin telapak tangannya menyentuh permukaan kulit Daffa.

"Aku mau mengucapkan terima kasih sama kamu, dan juga sama Cody teman kamu. Berkat kalian, akhirnya aku bisa ditemukan. Kalian hebat!" terang Princess Sharon.

"Siapa Daff?" tiba-tiba muka Cody muncul dibalik punggung Daffa. Mulutnya menyeringai lucu ke arah Princess Sharon yang berdiri mematung di depan Daffa.

"Haii...aku Sharon!" sapa Princess Sharon ke arah Cody.

"Haii...aku Cody!" balas Cody sambil mengulurkan tangannya. Princess Sharon menyambut uluran tangan Cody, tersenyum geli melihat tingkah Cody yang kocak.

"Daff, ada tamu kok gak lu ajak masuk sih!" tegur Cody, matanya melotot ke arah Daffa yang masih mematung.

"Eiyaa...yuk masuk!" ajak Daffa akhirnya. Terasa semburat hangat menjalar di wajahnya karena gugup dan malu. Seandainya Daffa berdiri di depan cermin, tentu dia bisa melihat merah di wajahnya serupa dengan udang rebus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun