Mohon tunggu...
Luisa Devika
Luisa Devika Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - -

-

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Analisis Novel Atheis dengan Pendekatan Objektif

28 Februari 2022   21:15 Diperbarui: 28 Februari 2022   21:17 11376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Kusyu keiho!  (Mihardja, 1949, hal. 226)

  • keibodan.  (Mihardja, 1949,  hal.226)

  • Majas simile dapat dilihat dari penggunaan kata "seperti" pada contoh diatas. Majas personifikasi dapat dilihat dari kata "serupa" dan "jeritan daun-daun yang mengiris sunyi". Kata "jeritan" tersebut membuat daun-daun seolah-olah hidup seperti manusia yang bisa menjerit/berteriak mengeluarkan suara.  Untuk majas hiperbola, penulis menggunakan kata "terbang" dibandingkan dengan kata "berjalan" agar memberi kesan kepada pembaca bahwa Hasan merupakan tokoh yang tepat waktu dalam mengikuti seluruh ibadah agamanya dalam kata lain, orang yang taat pada agamanya. Untuk majas repetisi, kata "kau" dalam contoh tersebut adalah hal yang ingin ditekankan, walaupun keduanya memiliki subjek yang berbeda. "Kau" dalam contoh pertama ditujukan kepada Hasan, sedangkan "kau" pada contoh kedua ditujukan kepada Anwar. 

    1. Amanat 

        Amanat yang ingin disampaikan pada novel tersebut adalah tetap berpendirian kuat dan berpikir sebelum bertindak. Hasan yang pada awalnya sangat taat pada agamanya memiliki cita-cita yang dapat membahagiakan kedua orang tuanya. Hal tersebut dapat dilihat pada kalimat:

    • Pada suatu hari ketika aku dewasa dan kebetulan berpakansi ke Panyeredan, berkatalah aku kepada ayah, "Ayah, bolehkah saya turut pula memeluk ilmu yang Ayah dan Ibu anuti?". Ayah sangat riang nampaknya mendengar permintaan itu. Rupanya karena sangat terharu atau terlalu bahagia, maka beberapa jurus lamanya, ia diam saja, seolah-olah ada yang hendak diucapkan tapi tidak terlahirkan. (Mihardja, 1949, hal. 19)

    Ayahnya merasa sangat bahagia karena anaknya yaitu Hasan ingin menjadi Raden sepertinya. Begitu pula dengan ibunya, karena memang sejak berumur lima tahun, Hasan sudah dididik dalam agama. Tetapi sejak pertemuan kedua antara Hasan dengan kedua orang tuanya, terjadi konflik yang besar. Pada saat itu Hasan sudah menjadi atheis sehingga memiliki pandangan yang berbeda dengan orang tuanya. Dari contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa perkelahian antar Hasan dan orang tuanya disebabkan karena Hasan menjadi atheis. Hasan menjadi atheis karena semakin sering bergaul dengan Anwar yang secara tidak sadar, perkataan-perkataan Anwar membuat keimanan Hasan menjadi semakin lemah. Penulis ingin mengajak pembaca untuk tetap memiliki pendirian yang kuat terhadap sesuatu yang dipercayainya, karena setiap orang memiliki kepercayaan yang berbeda-beda. 

        Pada akhir cerita, diketahui bahwa Hasan meninggal karena ia terburu-buru ingin balas dendam kepada Anwar, padahal situasi pada malam tersebut sedang berbahaya. Disini dapat dilihat bahwa Hasan ceroboh saat mengambil tindakan, sehingga ia mendapat imbasnya. Penulis ingin mengajak para pembaca untuk tak hanya melibatkan perasaan saat memutuskan sesuatu, tapi juga menggunakan akal sehat, begitu pula sebaliknya.

        III. Penegasan ulang

    Secara keseluruhan, unsur intrinsik dalam novel "Atheis" sudah terlihat dan diceritakan dengan sangat baik. Inti dan makna dari cerita juga sudah tersampaikan dengan jelas, sehingga dapat dengan mudah diketahui apa yang penulis ingin sampaikan dalam novel tersebut. Walaupun keseluruhan cerita hanya berfokus pada Hasan, penulis dapat mengemas cerita dengan baik sehingga tetap menarik hingga akhir cerita. Tokoh Hasan, Rusli dan Kartini memiliki peran masing-masing dalam kehidupan Hasan sehingga dapat memberikan konflik yang berbeda-beda tetapi tetap berkaitan dengan satu yang lain. 

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    6. 6
    7. 7
    8. 8
    9. 9
    10. 10
    11. 11
    12. 12
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Hobby Selengkapnya
    Lihat Hobby Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun