Rusli
Rusli merupakan teman kecilnya Hasan dan merupakan tokoh yang cukup berpengaruh baginya. Ia sendiri tidak mempercayainya adanya Tuhan, berbeda dengan Hasan. Walaupun begitu, ia tetap menghargai temannya yang memiliki kepercayaan yaitu Islam dan tidak berusaha untuk menghasutnya menjadi seorang atheis sepertinya. Menurut saya, tokoh seperti Rusli ini adalah hal yang unik, karena ia memiliki pemikiran-pemikiran yang sangat bertentangan dengan Hasan, tetapi tetap bisa menjalin hubungan baik dengan Hasan. Ia menjadi tokoh yang penting tanpa harus adanya banyak konflik dengan Hasan. Ia juga sering menyapa Hasan dan menyambutnya dirumahnya untuk berbincang bersamanya dan Kartini. Ia orang yang suka bergaul, ditunjukkan dengan ia memiliki banyak teman/kenalan. Bukti lainnya adalah ia yang memperkenalkan Hasan kepada Anwar.
Bukti kalimat :
Tidak percaya Tuhan:
"Ah mengapa saudara berkata begitu? Itu pikiran kolot. Tuhan tidak ada, Saudara!" (kata Rusli kepada Hasan). (Mihardja, 1949, hal. 67)
Menghargai:
"O maaf Saudara, bukan sekali-kali maksud saya untuk menyinggung hati Saudara, apalagi menyinggung kepercayaan Saudara; sekali-kali itu bukanlah maksud saya." (Mihardja, 1949, hal. 68)
Memperkenalkan Hasan kepada Anwar:
"Perkenalkan dulu. Saudara Anwar, seniman anarkis dari Jakarta," kata Rusli. (Mihardja, 1949, hal. 104)
Kartini
  Kartini adalah perempuan janda yang selalu dilihat bersama dengan Rusli. Kartini menjadi sering menghabiskan waktu dengan Hasan karena Rusli merupakan teman dekat dari keduanya. Pada awalnya hanya Hasan yang menyukai Kartini, tetapi seiring berjalannya waktu, Kartini juga membalas cinta Hasan dan mereka akhirnya menikah. Menurut saya pada awal cerita, Kartini tidak terlalu penting/berdampak pada diri Hasan. Perannya semakin bersinar setelah ia menikah dengan Hasa. Setelah menikah, Kartini tetap menemui Anwar secara rutin dari pagi hingga malam hari. Walaupun perilakunya terdengar seperti perselingkuhan, tetapi menurut saya, ia melakukan itu karena Hasan, suaminya, sering memarahi dan memukulnya sehingga ia butuh perlindungan dan tempat untuk bercerita. Di akhir cerita ditunjukkan bahwa ia tetap mencintai Hasan dengan tindakannya untuk kabur dari Anwar yang mencoba memperkosanya.Â