Mohon tunggu...
Luisa Devika
Luisa Devika Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - -

-

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Analisis Novel Atheis dengan Pendekatan Objektif

28 Februari 2022   21:15 Diperbarui: 28 Februari 2022   21:17 11376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Latar waktu yang digunakan dalam novel ini mayoritas pada malam hari. Hal itu dikarenakan, dari pagi hingga sore hari, para tokoh bekerja dan tidak bertemu, sehingga jarang ditemukan adanya percakapan antar tokoh. Pada malam hari setelah mereka bekerja, mereka mau bertemu satu dengan yang lain. Penggunaan latar waktu yang mayoritas digunakan untuk memunculkan adanya peristiwa penting membuat novel tersebut tidak bertele-tele dan tidak terburu-buru dalam alur ceritanya. Sebaliknya, dalam penggunaan latar waktu yang sedikit itu penulis dapat lebih detail dalam menceritakan peristiwa yang sedang terjadi. 

  1. Latar suasana

  • Mengharukan:

  • Dan melalui sinar matanya itu seolah-olah mengalirlah perasaan kasih sayang yang mesra berlimpah-limpah tercurah dari hatinya ke dalam hatiku.  (Mihardja, 1949, hal. 20)

  • Air mata mendesak ke kerongkongan.  (Mihardja, 1949, hal. 20)

  • Menegangkan:

  • Baru saja pintu itu setengah terbuka, aku sudah menubruk ke dalam seperti seekor harimau yang sudah lapar mau menyergap mangsanya. Tar! Tar! Kutempeleng Kartini.  (Mihardja, 1949, hal. 185)

  • Makin gencar serasa bumi berputar-putar bagi Hasan. Gelap! Gelap baginya! Ia bergegas terus. Dadanya dibakar terus oleh api amarah yang menjolak-jolak ke atas, yang menyalakan matanya, mengaburkan telinganya, mengacaukan pikirannya.  (Mihardja, 1949, hal. 247)

Kedua latar suasana tersebut hampir pada setiap bab ditemui, dalam konflik kecil maupun konflik yang besar. Dapat dikatakan bahwa latar suasana tersebut menjadinya cerita novel ini dinamis karena menunjukkan adanya interaksi-interaksi antar tokoh maupun dengan diri tokoh utama sendiri.

  1. Alur

    Alur adalah jalan cerita dalam suatu karya sastra. Alur terbagi menjadi tiga jenis dengan makna yang berbeda-beda. Alur maju atau progresif adalah alur yang diceritakan secara runtut (kronologis). Alur mundur atau regresif adalah alur yang diceritakan tidak secara kronologis. Artinya dapat dimulai dari pemunculan masalah, kemudian baru pengenalan. Alur campuran adalah gabungan dari alur maju dan mundur. Alur yang digunakan dalam novel tersebut adalah campuran, yaitu maju mundur, tetapi hampir keseluruhan novel menggunakan alur maju. Alur mundur pada novel tersebut dapat terlihat pada bagian kesatu yang diceritakan bahwa Hasan sebenarnya sudah meninggal. Bukti kalimat:

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    6. 6
    7. 7
    8. 8
    9. 9
    10. 10
    11. 11
    12. 12
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Hobby Selengkapnya
    Lihat Hobby Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun