"Kenapa kau begitu, War? Awas, aku akan menjerit minta tolong!" (Mihardja, 1949, hal. 223)
Anwar
  Anwar adalah teman Rusli yang bertemu dengan Hasan pada bagian kelima dalam novel tersebut. Ia juga merupakan seorang atheis. Ia adalah orang yang suka tertawa, menceritakan pengalamannya kepada banyak orang. dan suka menjadi pusat perhatian bagi banyak orang. Ia menganggap bahwa ia sendiri adalah Tuhan. Walaupun pada awalnya ia sangat dibenci oleh Hasan, tetapi ialah yang membawa dampak paling besar kepada Hasan. Menurut saya ia juga orang yang licik, pada saat ia melihat hubungan Kartini dan Hasan semakin buruk setelah menikah, ia mengambil kesempatan untuk mendekati Kartini karena Anwar sebenarnya cinta terhadap Kartini. Jika dikaitkan dengan dunia nyata, banyak manusia yang berperilaku seperti ini, dalam kata lain, mengambil kesempitan dalam kesempatan. Perbedaannya adalah, dalam dunia nyata, perilaku tersebut dapat digunakan untuk kebaikan atau hal yang positif.Â
-
Tidak percaya Tuhan :
"Kalau menurut saya," sambung Anwar, "Tuhan itu adalah aku sendiri (telunjuknya sendiri menusuk dadanya)". (Mihardja, 1949, hal. 108)
Suka menjadi perhatian:
Pendeknya pada malam itu pusat perhatian semua ialah Bung Parta. Rusli telah berkisar sedikit ke belakang. Bagi Anwar hal itu agaknya kurang menyenangkan hatinya. (Mihardja, 1949, hal. 120)
Latar
Latar tempat: