Mohon tunggu...
Kiki RizkiDwitami
Kiki RizkiDwitami Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa

Bersekolah di SMAN 1 PADALARANG

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Rumah untuk Mazaya

22 Februari 2021   07:59 Diperbarui: 22 Februari 2021   08:03 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Namun sayangnya keberuntungan tidak memihak mereka, harapan mereka untuk tidak lagi bertemu harus kandas ketika mereka tanpa sengaja bertemu dikeadaan yang tidak menyenangkan. Keadaan dimana keduanya tengah terbaring lemah diatas bangsal rumah sakit dengan jarum infus yang menancap ditangan mereka. Hal yang mana membuat nazelo tersenyum miris, juga hal yang dimana membuat mazaya terkekeh kering.

Benar-benar takdir yang tidak terduga.

"Jadi nama lo Mazaya?" adalah baritone nazelo yang memecah keheningan diantara keduanya, berbasa-basi sembari menguatkan diri untuk menerima fakta yang baru saja menimpa dirinya.

Sedangkan yang ditanya hanya berdeham ringan sebagai jawaban, tidak berniat membuka mulutnya sedikitpun. Karena jujur ia pun merasa tak kalah shock dari pria dibangsal sebelahnya. Dalam hati, gadis ayu itu tak berhenti mengutuk takdir yang mempermainkan mereka dengan begitu kejam.

Hening kembali menyapa... Hanya deru nafas yang saling bersahutan ditambah detak jarum jam juga sayup-sayup riuh orang-orang diluar sana yang teredam oleh dinding putih gading yang menaungi mereka.

Nazelo kembali berucap dengan lirih, begitu pelan dan menusuk. Membuat mazaya merasakan gejolak emosi asing yang menggerogoti dirinya hanya karena pertanyaan yang nazelo lontarkan, "percobaan bunuh diri, ehh?"

Ya, mazaya baru saja melakukan percobaan pembunuhan dengan cara membiarkan dirinya tenggelam didalam bathub yag dipenuhi oleh air dan juga bongkahan es. Entah bisa disebut keberuntungan ataupun kesialan bagi mazaya karena tepat saat dirinya sudah menggigil hebat dan menelan banyak cairan, diambang kesadarannya seseorang datang mendobrak pintu kamar mandinya disertai seruan yang tak berhenti memanggil namanya dengan gusar. Menariknya keluar dari dalam bathub lalu membawanya keluar dari sana. Saat itu, rungunya masih mampu mendengar isak tangis juga jeritan pilu ibu, dan adiknya begitu ia merasakan tubuhnya melayang didalam gendongan ayah. Sebelum akhirnya gelap mendominasi dengan dirinya yang berakhir terbaring disalah satu bangsal rumah sakit dengan infus yang menancap dilengannya bersama pria yang tak pernah ia harapkan keberadaannya.

"Kita sama, Nazelo."

Nazelo menggeleng tidak terima, "Kita beda. Gue nggak sebego itu buat bunuh diri, gue cuma dipaksa takdir buat ada diambang kematian."

Alasan nazelo mendekam diruangan serba putih dengan bau obat-obatan yang khas adalah karena penyakitnya yang kembali kambuh. Nazelo itu spesial, ia begitu kaya sehingga jantungnya pun dipakaikan cincin. Sebuah keadaan yang mana membuat nazelo kehilangan masa kecilnya karena tidak bisa bermain dengan riang sepuasnya selayaknya anak kecil.

Juga sebuah keadaan dimana sewaktu-waktu ia hanya bisa mengandalkan alat-alat untuk membantu menopang kehidupannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun