Mohon tunggu...
Kiki RizkiDwitami
Kiki RizkiDwitami Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa

Bersekolah di SMAN 1 PADALARANG

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Rumah untuk Mazaya

22 Februari 2021   07:59 Diperbarui: 22 Februari 2021   08:03 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Dia dibutakan oleh kabut sementara dan egois nggak mikirin orang-orang disekitarnya."

Hening kembali melanda. Nazelo memberikan jeda agar Mazaya mampu menangkap maksud tersembunyi yang ada dibalik dongeng masa lalunya, masa kelamnya. "Don't make permanent decision for temporary feelings, Mazaya."

Dan dengan itu, mereka kehilangan harapan awal untuk tidak saling bertemu lagi. Siapa yang tahu jika tanpa sadar pertemuan mereka dibalik bangsal Rumah Sakit adalah awal pertemanan Mereka yang berusaha saling menguatkan.

Kejadian dongeng itu sudah empat bulan yang lalu.

Selama itu pula pertemanan Mereka telah melalui beberapa rintangan. Mazaya tentunya sudah keluar dari Rumah Sakit sejak berbulan-bulan yang lalu. Sedangkan Nazelo beberapa kali masih harus dilarikan ke Rumah Sakit jika sakitnya kambuh. Dan selama Nazelo berbaring di Rumah Sakit pula Mazaya tidak pernah absen untuk menemani Nazelo hingga pukul delapan malam sebelum akhirnya pulang ke rumah.

Seperti sekarang ini,

Setelah penantian tanpa akhir dari Mazaya selama hampir seminggu menunggu Nazelo tersadar dari tidur panjangnya, akhirnya jelaga hitam itu kembali terbuka membuat Mazaya tidak bisa untuk tidak menahan tangisnya. Rasanya begitu melegakan melihat alasannya bertahan sejauh ini mengukir senyum hangat dibibir keringnya.

Mazaya tentunya segera memanggil Dokter Andi untuk memeriksa keadaan Nazelo lebih lanjut. Juga menghubungi Orang Tua Nazelo mengenai putranya yang telah siuman.

"Lo mimpi apa sih sampe tidur lama gitu?! Nggak kangen Gue ya?!" Protes Mazaya sembari menyuapi makan siang Nazelo.

Nazelo membuka mulutnya begitu sendok dipegangan Mazaya sudah berada didepan mulutnya. Membuat aksi menjawab pertanyaan milik Mazaya itu terpaksa harus diundur sementara waktu oleh Nazelo. Ia mengunyah perlahan sembari memperhatikan wajah memberengut Mazaya yang sedari tadi tak berhenti mengomel membuat telinganya merasa panas.

"Gue nggak mimpi apa-apa. Gue aja nggak tau Gue gimana, tapi Gue sempet denger ada yang bilang gini 'Nana, waktunya pulang'. "Elo bukan yang ngomong gitu?" ucap Nazelo disela kunyahannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun