Mohon tunggu...
Kezia AmeiliaSaktyani
Kezia AmeiliaSaktyani Mohon Tunggu... Seniman - Pelajar

Semua dimulai dari bawah

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sebuah Langkah

24 Februari 2021   02:38 Diperbarui: 24 Februari 2021   02:43 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

                Adalvino tersenyum lalu kembali menatap ke arah jendela, "Itu yang kurang lebih sedang aku alami." Mata Leo membulat ketika mendengar penuturan itu. Apa maksudnya? Hal sekejam itu apakah terjadi pada temannya ini? Pertanyaan itu berputar di kepala Leo.

                "Aku mau membersihkan tubuh dulu ya." Adalvino bangkit dan pergi menuju kamar mandi, meninggalkan Leo yang masih belum mengerti maksud dari Adalvino.

               

BAGIAN 5

TERUS MELANGKAH

                Akhirnya tiba juga hari yang ditunggu. Hari dimana para peserta olimpiade harus bersaing dengan peserta lain dari wilayah kabupaten yang berbeda. Semua itu demi melangkah menuju tingkat provinsi. Sebuah drum bermain di dalam dada Adalvino. Jantungnya berdegup kencang di tengah suasana riuh di aula tempat pelaksanaan olimpiade.

                Arunika menggenggam tangannya, bermaksud untuk membuatnya tenang, namun dirasainya tangan halus itu lebih bergemetar daripada tangan miliknya. Sudah lama ia tidak setegang ini. Lea datang dan duduk di samping mereka, ia hanya sendiri.

                "Dimana Leo?" Tanya Adalvino kala didapatinya hanya ada Lea saja. "Dia sedang di toilet, penyakit grogi berlebihnya kumat." Adalvino dan Arunika hanya membulatkan mulutnya tanda mengerti apa maksudnya.

                Terdengar suara dari ketua panitia melalui pengeras suara. Memberikan kata sambutan dan beberapa syarat serta ketentuan penilaian dari olimpiade ini. Penilaiannya terbagi menjadi kecepatan mengerjakan soal, ketepatan jawaban, kejelasan cara atau langkah-langkah dan yang terpenting adalah kejujuran.

                Semua hal itu sudah di ketahui oleh Adalvino dan Arunika dari Pak Anton. Kemudian ujian pun dimulai. Ujian terbagi menjadi dua, yaitu secara tertulis dan secara lisan. Untuk bagian tertulis dilakukan secara individu, lalu setelahnya dimulailah perlombaan secara lisan yang dilakukan bersama tim satu sekolah.

                Suasana tegang terus menyelimuti mereka. Tak hanya Adalvino dan Arunika saja, tapi Lea dan Leo serta para peserta lain juga merasakannya. Semua berusaha sekuat tenaga. Mengerjakan setiap soal dan menjawab semua pertanyaan dengan segala yang mereka mampu.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun