Mohon tunggu...
Kezia AmeiliaSaktyani
Kezia AmeiliaSaktyani Mohon Tunggu... Seniman - Pelajar

Semua dimulai dari bawah

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sebuah Langkah

24 Februari 2021   02:38 Diperbarui: 24 Februari 2021   02:43 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

                "Untuk juara ketiga, berasal dari Jembrana juga. selamat kepada Arunika Effemia Bumantara!" Arunika mematung mendengar namanya disebut. Namun kemudian Pak Anton memintanya untuk maju tanpa berlama-lama. Sesampainya di atas panggung, Lea memeluk Arunika dan memberikan selamat kepadanya.

                "Selanjutnya untuk juara kedua, kali ini seorang laki-laki. Selamat kepada Leondre Abirama Ageng dari Jembrana!" Leo melompat sambil mengepalkan tangannya ke udara dan berlari menuju ke atas panggung.

                Dihampirinya Lea lalu di dekapnya saudarinya itu, "Akhirnya Le, dengan begini semoga Mama dan Papa dapat sadar dan berubah pikiran." Bisik Leo kepada Lea.

                "Wow, ternyata kedua anak kembar ini luar biasa! Keduanya melangkah ke tingkat yang lebih tinggi bersama! Benar-benar mengagumkan!" ujar salah satu MC dengan pengeras suara.

                Leo mencolek Lea agar memberikan telinganya, "Dengan begini aku yang menang kan? Kamu ke empat, aku kedua. Jangan lupa taruhan kita oke mbok?" Leo sukses membuat Lea kesal karena mengingat taruhan yang terjadi di antara mereka sebelum olimpiade. Yang peringkatnya lebih rendah harus mentraktir yang menang untuk makan malam selama dua minggu.

                Seperti anak kembar pada umumnya. Penuh pertengkaran. Penuh persaingan. Penuh pertaruhan. Tapi yang penting selalu kompak.

                "Baiklah, ini nama yang paling ingin di ketahui oleh semua orang. Nama dari juara pertama. Nama itu kini ada di tangan saya," ucap juri itu sambil mengangkat kertas bertuliskan nama yang hanya bisa dilihat olehnya. "Juara pertama yang akan menjadi harapan Provinsi Bali adalah...." Ia sengaja memberikan jeda yang panjang di akhir kalimatnya.

                Adalvino memejamkan matanya dan menunduk sambil mengepalkan kedua tangannya. Berdoa dalam hati, berharap namanya yang disebut.

                "Selamat kepada Adalvino Ferianto Ranggana dari Jembrana!" Pak Anton langsung memeluk murid bimbingannya itu. Mengacak-acak rambutnya lembut sebagai tanda pujian.

                "Ada apa ini, semuanya dari Jembrana! Tak di sangka kabupaten terkecil di Provinsi ini adalah gudangnya anak-anak berbakat!" Adalvino mendengar itu sambil melangkah menuju panggung. Dadanya dipenuhi dengan kebahagiaan.

                Sesampainya di atas panggung, ketiga sahabatnya itu langsung memeluknya. Saling memberikan selamat dengan penuh senyuman. Acara pun berlanjut dengan pembagian hadiah dan sesi foto. Pak Anton sebagai pembimbing juga diundang naik ke atas panggung.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun