Sementara Letnan Herlanda, Daus dan enam serdadu mengejar Van Ham, Surya dan dua orang lain sampai ke tepi Kawah Putih.  Tembak menembak terjadi  pada pagi berkabut.  Surya dan  Van Ham terdesak, dua anggota gerombolan terkapar terkena tembakan.  Mereka kehabisan peluru.  Dari balik kabut muncul beberapa orang  bertopeng menembak hingga salah satu anak buah Herlanda terkena tembakan.
"Cepat naik motor!" perintah orang yang datang dari balik kabut.
Ada tiga motor di sana. Surya dan Van Ham membonceng satu, sementara yang menembak di motor ketiga. Lalu mereka pergi dengan cepat.
Herlanda mengepal tangan.
"Plat B Kang Herlanda," kata Daus. "Mereka dari Jakarta."
"Mereka pedagang senjata api ilegal," gumam Herlanda.
Bandung, Dago Atas, Minggu 12 Januari 1958
Widy memeluk Abah dan Ambu begitu tiba di rumah, disusul Syafri. Â Sementara Kinan duduk dengan tenang di meja makan langsung menyantap hidangan yang ada.
"Polisi Kinan lapar," katanya.
Herlanda dan Daus yang masuk belakangan  hanya tertawa.
"Kamu betul jadi polisi. Mental sih boleh?" ucap Herlanda melirik Daus. "Bukan kau yang mengajarkan?"