"Rudolf, aku kenal kamu sejak sebelum perang, tetapi aku memerlukan kamu untuk memancing musuhku," kata Van Ham. Dia memberikan sebotol anggur."Untuk menghangatkan tubuhmu. Tenang mereka bukan musuhku, aku tentara hanya mau membunuh musuh."
Mereka tidur di karpet tebal di ruang tamu. Â Van Ham membiarkan saja. Angga berharap lugernya tidak ditemukan. Â Sekitar pukul mereka terbangun, rupanya kurir itu sudah kembali.
"Komandan, Letnan Herlanda dan pasukannya sudah meninggalkan Wanaraja kemarin sore," kata orang itu.
"Surya? Yakin kamu orang giring dia ke selatan?"
"Sesuai dengan rencana."
"Ke mana dia?"
Van Ham dan Surya bersama berapa orang lain  memasuki sebuah ruangan. Tampak mereka Menyusun rencana lain.  Widy, Syafri dan Angga mengurung tubuhnya dalam sarung karena udara dingin.  Dua penjaga membiarkan karena mereka juga mengantuk.  Dia luar juga banyak orang.
Widy dan Syafri berpelukan, mereka tak jauh dari Angga. Saking dinginnya, Widy dan Syafri menutupi kedua tubuh mereka dengan dua sarung, walau sempit.
"Widy! Sempit sekali kok tubuh kamu jadi besar?"
"Ah?" Widy melihat ke bawah, ternyata ada Kinan di antara mereka, dia menutup mulutnya dengan jari." Itu isyarat diam.
"Bagaimana kamu bisa di sini, iih, nakal!" katanya gemas dengan suara sepelan mungkin.