"Nanti Ambo cerita," kata Sofyan. "Lalu kami kasih tahu Siliwangi, mereka kontak Herlanda."
Tapi baru saja mereka bergerak, seorang anggota gerombolan muncul dari satu ruangan dan hendak menembak Sofyan. Bersamaan dengan itu Rinitje mengeluarkan vicker asal jadi tembakannya, tetapi membuat anggota gerombolan itu menolah dan Sofyan dengan santai menembak hingga terjengkang.
Lalu dia membawa enam sekawan itu keluar berikut Rudolf. Â Van Ham dan Surya beserta empat anggota gerombolan melihat mereka tetapi mendiamkan, rupanya Herlanda dan Daus juga ada.
Syafri melarikan Kinan. Anak itu tidak ada takutnya. Angga ke mobil chevroletnya dan mengambil lugernya. Lalu mereka bersembunyi dilindungi Sofyan dan dua tentara Siliwangi.
Seorang tentara tertembak di lengan, Angga kemudian membalas menembakan lugernya berapa kali meleset, tetapi membuat suasana ramai.  Kinan hanya menutup kupingnya  dan bersembunyi di belakang mobil sambil bernyanyi cingcangkeling.
Widy ingin meninju kepalanya karena gemas. Tetapi Kinan lah yang menyelamatkan mereka.
Persis matahari terbit, tembak menembak sudah berhenti. Â Herlanda, Daus tidak tampak mereka mengejar Van Ham dan beberapa pasukannya.
"Ayo, bukan urusan kalian, segera pulang. Kinan ikut Om atau mereka?"
Rupanya Sofyan membawa mobilnya Hanief. Â "Aku nggak bawa dia, tetapi dia bersembunyi di jok belakang. Tahu-tahu dia ketika kami pakir dia keluar mobil dan berlari ke rumah itu. Katanya dia rindu kalian."
"Nggak ada takutnya."
                                              ****