Mohon tunggu...
Imam Muhayat
Imam Muhayat Mohon Tunggu... Dosen - Karakter - Kompetensi - literasi

menyelam jauh ke dasar kedalaman jejak anak pulau

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Deskripsi Diri pada Kerangka Tidak dalam Kesendirian

18 Juli 2019   16:48 Diperbarui: 18 Juli 2019   17:07 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kegiatan PPL dan KKN yang tahun lalu dilaksanakan PPL-KKN  integratif, saat pertemuan review kegiatan akademik saya sampaikan kelemahan dan kebaikannya dengan pertimbangan penjaminan mutu STAI Denpasar-Bali, akhirnya mendapat tanggapan serius sehingga berhenti PPL/KKN integratif tahun 2018.

Kebelulan tahun 2018/2019  adalah tahun politik. Hal ini saya diskusikan dengan hasil diskusi berupa dukungan politik yang dilakukan oleh unsur pimpinan STAI Denpasar tidak boleh dilakukan secara fulgar. Saya kritisi agar para akademisi dapat bermain cantik dalam hal dukung-mendukung pasangan calon tersebut diganti dengan cara menghadirkan tokoh-tokoh netral dalam membahas politik dalam perspektif akademik.

Sedangkan tentang pemikiran laboratorium pembelajaran di STAI perlu dibangun sedemikian rupa. Kedua Prodi MPI dan PAI sudah punya laborat yang mantap, baik berupa media pembelajaran maupun lokus pembelajarannya dari TK sampai Aliyah, dan SMK milik yayasan sendiri. Sedangkan untuk Prodi Ekonomi Syariah saya rasa belum mempunyai laborat yang signifikan, misalnya koperasi Mahasiswa. Maka pernah saya bicarakan dengan pihak yayasan agar STAI punya koperasi yang lega-formal, juga berbadan hukum yang resmi. Jika kendala dengan adanya koperasi mahasiswa terkait kelindan dengan usaha yayasan, masukan saya dengan modifikasi investasi. Dari porsi investasi dapat dihitung dengan jelas pembagian SHU-nya. Padahal yang kita butuhkan bukan semata-mata SHU-nya, tetapi model laborat dan media pembelajaran memang  mesti ada. Keberadaannya dapat menambah peringkat akreditasi kampus. usulan ini mendapat acungan jempol yayasan menuju kampus berbasis riset.

Kendali Diri

Kilas balik acara, "Bedah Buku Cosmic Intelligence di gedung Pascasarjana UIN Maliki, Malang pada tanggal 23 Juni 2013, bahwa sebagai dosen yang bergumul banyak perbedaan karakter, maka seorang dosen harus bisa mengontrol emosi, dan mental.  Tujuannya agar mampu menstabilkan keseimbangan, sehingga dapat menghapus keraguan dan memperkuat daya cipta. Pada saat saya disibukkan urusan Borang Akreditasi kampus, misalnya, sementara sebagian yang lain tidak terlibat di dalamnya, bisa jadi memancing kekesalan berdampak ketidak-harmonisan. Untungnya saya sudah biasa dengan suasana itu. Berkat bekal, "Pendidikan dan Pelatihan Teknik Substantif Peningkatan Kompetensi Penggerak Kerukunan, yang diselenggarakan di Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Denpasar pada 24 Juni s/d 3 Juli 2013, suasana semacam itu hanya saya anggap sebagai romantika pergaulan. Saya tidak perlu menyalahkan dan berprasangka buruk. Suatu ketika, karena kelelahan akut dalam mengerjakan persiapan Akreditasi, dan juga jurnal yang saya emban, sehingga saya tidak dapat melanjutkan pekerjaan berbuntut cibiran. Namun, saya anggap sebagai cambuk dan hanya masalah waktu saja. Dengan tengat waktu singkat, semua pekerjaan dapat saya selesaikan.

Teringat mengikuti Workshop tema, "Gerakan Sosial dan Resolusi Konflik.", diselenggarakan di Pakis, kecamatan Panti, Jember pada 5 s/d 8 Oktober 2013, bahwa konflik hanya dapat diselesaikan dengan win-win solution. Misalnya, orang yang tidak senang justru membeberkan kejelekan-kejelekan saja dan tidak melihat masih banyak yang bagus lainnya. Kenyataan seperti itu lebih baik banyak tebar senyum dan gojek ilmiah yang dapat masuk pada logika mereka. Sembari mencari akar masalah, maka saya melakukan identifikasi masalah untuk memenuhi jawaban yang mereka butuhkan. Saya sadari bahwa terjadinya konflik biasanya berasal dari harapan yang tidak sesuai kenyataan. Hanya dengan mewujudkan apa yang diharapkan itu maka konflik hilang dengan sendirinya. Namun, bukan berarti semua harapan sebagai sumber konflik mesti dipenuhi, karena ada yang bersifat prinsip atau mendasar. Misalnya saat pergantian kepemimpinan saat itu kampus belum dapat mewujudkan  peraturan pemerintah setiap Prodi  harus berisi 6 dosen ber-NIDN, maka mau tidak mau harus ada perubahan, walau tidak bersifat revolusioner. Hanya dengan mengurangi dan tidak meniadakan sama sekali, tentu konflik dapat diredam tanpa kekisruhan. Hal itu sesuai isi seminar yang saya ikuti: 4th International Conference of Islamic Scholar (ICIS): Upholding Islam as Rahmatan lil 'Alamin, di gedung Pascasarjana UIN Maliki, Malang, pada tahun 2015. Segala sesuatu permasalahan itu mengacu apa yang diperintahkan Allah yakni dengan cara hikmah, hasanah, dan mujadalah---tidak ada yang tidak dapat diselesaikan jika kita selalu mengikuti perintah Allah sebagaimana cara mencari solusi dalam mengurai permasalahan dengan tiga unsur penting itu, maka keelegaan semua kepentingan menjadi lebih utama, dan mulia.

Tanggung Jawab

Waktu sepuluh tahun menjadi dosen sembari membantu kegiatan institusi, saya semakin memahami apa yang harus dilakukan selain proses pembelajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Berbekal mengikuti berbagai pertemuan Bimtek pengelolaan institusi,  misalnya mengikuti Lokakarya Program Studi PTKIS Kopertais Wilayah IV Surabaya,   yang diselenggarakan di Kopertais Wilayah 4 Surabaya, pada tanggal 21-23 September 2016, juga kegiatan tersebut akhirnya dapat  memberikan gambaran yang jelas tugas-tugas Kaprodi MPI yang saya pegang sejak tahun 2016. Dampak pemahaman itu berbuah akreditasi MPI naik peringkat dari C menjadi B.

Agar pengetahuan tentang institusi dapat saya pahami dengan tuntas maka saya menulis artikel terkait berjudul, "Tata Kelola Pendidikan Tinggi dalam Organisasi NU dan Muhammadiyah, (Widya Balina: Volume 2. No. 4. Tahun 2017.)" Hasil penelitian itu semakin mematangkan tata kelola kampus, misalnya dikampus sudah mengacu pelaporan berbasis SAPTO, Jurnal dalam proses OJS, dan perangkat online lainnya. Setelah MPI mendapatkan akreditasi B, tantangan saya semakin berat disamping harus mewujudkan seperti yang senyatanya dan mempunyai produk outcome mahasiswa yang berkualitas. Karena itu  saya harus mendalami pola tata ukur akreditasi dari BAN-PT, hingga menghasilkan naskah artikel ilmiah dengan judul, "Accreditation Policy and Quality of Higher Education (Alhayat: Volume 2 No. 1), 2017. Akreditasi B tersebut memacu saya dan civitas akademika sebagai cemeti dosen dan mahasiswa dampaknya semua kegiatan kampus semakin semarak.

Pemantapan tata kelola institusi kampus semakin menarik, misalnya berkat kegiatan yang saya ikuti: The 1st Annual Conference on Islamic Education Management (Aciem): Islamic Education Management, Yogyakarta,  2018; Seminar, Workshop Audit Mutu Internal dan Rakerwil Perguruan Tinggi NU Jawa Timur, Green Hill Hotel & Convention Centre, Jember, 2018. 19 s/d 21 Januari 2018; Workshop Kurikulum Perguruan Tinggi (KPT) Berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) Surabaya, 7 April 2018. Pengetahuan tersebut kemudian saya aplikasikan dalam bentuk model tata kelola Prodi MPI  STAI Denpasar Bali berbasis citra institusi dan kualitas layanan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan dan loyalitas mahasiswa. Dengan strategi tersebut pada penerimaan mahasiswa baru meningkat 100 persen. Institusi kami masih kental dan masih sangat melekat istilah pengabdian dengan motto, "Ikhlas Beramal dan Lillahi Ta'ala," yang serig menjadi pembenar dan justifikasi kegiatan. Tidak salah, memang dan hal itu harus menjadi standar ukur utama dalam berbagai langkah-langkah kehidupan yang fana ini. Dalam hal itu, sering saya garis bawahi bahwa moto itu sesungguhnya mempunyai kedalaman kesadaran yang tak ada tandingannya. Jika kita beramal secara ikhlas dan karena Allah, maka Allah hanya mencintai orang-orang kuat dan orang-orang yang selalu melakukan yang terbaik, "inna al-Allaha yuhibbu idza 'amila ahadakum al-amal ayyutkinahu." Atas dasar itu manajemen Brand Image institusi bukan hal tabu dalam konteks Ikhlas Beramal dan Lillahi Ta'ala. "Pada era kekinian brand image menjadi penakluk, pesona, dan pemuas bagi seluruh kepentingan. Dan tidak ada jalan lain kecuali mewujudkan produk dengan kualitas yang baik," tegas saya dalam berbagai pertemuan rapat antar-pimpinan. Misalnya, Jumat (21/9/2018) sebagai pimpinan Jurnal kampus, harus dapat membagi waktu. Pasalnya didesak para dosen agar segera menerbitkan jurnal. Tentu tak bisa menglak lagi harus melakukan secepatnya, disela-sela kesibukan saya saat itu harus menghadiri undangan di luar kota, naskah saya edit dalam perjalanan: editing naskah, pencermatan isi, lalu tersaji hingga di hadapan pembaca, dengan merelakan begadang semalaman sebagai bentuk tanggung jawab yang saya emban itu.

Keteguhan pada Prinsip

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun