Mohon tunggu...
Imam Muhayat
Imam Muhayat Mohon Tunggu... Dosen - Karakter - Kompetensi - literasi

menyelam jauh ke dasar kedalaman jejak anak pulau

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Deskripsi Diri pada Kerangka Tidak dalam Kesendirian

18 Juli 2019   16:48 Diperbarui: 18 Juli 2019   17:07 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Contohnya, pada saat saya mengadakan pendampingan untuk membenahi perpustakaan di kampus STAI Denpasar, Bali, saya harus bekerjasama dengan ahli perpustakaan yang bernama bapak Ahmad Poso (Allahu Yarham, yang beberapa bulan kemudian beliau meninggal dunia), dengan keahliannya kemudian memberikan materi tentang perpustakaan. Karena beliau tidak mungkin mengerjakan sendirian pekerjaan teknis, maka saya komunikasikan dengan staf TU, memberdayakan petugas administrasi STAID yang bernama Wilda, dan saudara Lukman Mudzakkir untuk mewujudkan pekerjaan teknis tersebut. Dalam satu bulan perpustakaan STAID  berubah 100 persen dengan indeks buku yang tertata rapi.

Pada kesempatan lain, saya juga mengadakan pengabdian kepada masyarakat  untuk pembenahan perpustakaan di Lembaga Pendidikan Terpadu Baitul Amin Nusa Dua, Bali. Tentu saya tidak biasa melaksanakan pekerjaan teknis tersebut. Kemudian saya menghubungi Kepala UPT UIN Yogyakarta yang bernama Dr. Labibah Zain, agar beliau sebagai pimpinan dapat mengirimkan mahasiswa KKN-nya Prodi Perpustakaan ke Bali. Benar komunikasi yang saya sampaikan direspon oleh beliau dengan mengirimkan 2 orang mahasiswi KKN ke Lembaga Pendidikan Terpadu Baitul Amin. Selama dua bulan 2 mahasiswi melaksanakan KKN semua pekerjaan teknis 2000 eksemplar lebih buku terindeks, dan keduanya juga dapat mendampingi guru-guru untuk melanjutkan pekerjaan dengan hasil yang gemilang. Semua buku terdata dan terindeks berdasarkan klasifikasinya.

Saat kami mengadakan renovasi mushola Jabal Nur, Nusa Dua, Bali, karena di Bali untuk membangun saja belum tentu tidak menghadapi masalah dengan lingkungan, maka saya menghadap langsung dengan kelian adat dan kelian dinas---yang kemudian disarankan agar pemborongnya bersifat kolaboratif antara Muslim dan Hindu. Atas saran tersebut kemudian kami menunjuk kontraktor CV. Bali Cemerlang miliknya, maaf, orang Hindu.  Saat pekerjaan mulai dikerjakan ternyata pihak kontraktor menunjuk pengawasnya berasal dari unsur Muslim, sehingga semua pekerjaan berjalan dengan baik tidak ada kendala-kendala yang berarti, dan berjalan lancar. Semua itu berkat komunikasi timbal balik dengan iktikad kesepahaman bersama, tentu semua itu melalui kelancaran dalam melaksanakan komunikasi yang baik untuk mencapai tujuan.

Kerjasama

Tumbuh--kembangnya kesepahaman bersama sebagai wujud awal suatu kerjasama. Karena kerjasama memang harus dimulai dengan kesepahaman untuk mencapai tujuan. Saya pernah melakukan kerjasama dengan sebuah media koran Harian Tribun Bali. Bentuk kerjasama berupa pelatihan jurnalistik bagi santri Diniyah Mushola Jabal Nur dalam rangka Pesantren Ramadan. Pihak Tribun Bali  sepakat mengirim wartawannya dalam pelatihan tersebut tanpa uang transport dan honor, namun dengan kesepahaman itulah kita dengan bijak menetapkan putusan demi kebaikan bersama, dan tentu keberlanjutan dalam melaksanakan program hingga dapat meberikan impact nyata bagi mereka yang mengikuti pelatihan. Beberapa bulan kemudian para peserta latihan diantara karya-karya naskahnya dimuat di Harian Tribun Bali.

Suatu saat, saya sebagai pimpinan, "Journal of  Islamic Education Alhayat," dituntut para penulis minta dikirimi paper journal. Karena minimnya dana yang ada, maka saya melakukan kerjasama dengan Musala Jabal Nur, MUI Kabupaten Badung  untuk penggalian dana lewat amplop dimulai saat sebelum salat Jumat. Keberanian itu harus saya lakukan karena saya yakini bahwa misi yang saya lakukan itu adalah merupakan suatu gerakan dakwah literasi yang selama ini masih dianggap asing bagi umat. Lain halnya pada saat mengadakan pengajian mereka ramai-ramai mengadakan penggalian dana dari pintu ke pintu pun dianggap sangat wajar. Oleh sebab itu, saya tidak harus menyerah karena esensi dakwah yang sesungguhnya tidak hanya seperti apa yang mereka persepsikan, bahkan seperti yang saya lakukan pun tidak lebih rendah nilainya dengan yang mereka lakukan. Keberanian saya seperti itu akhirnya kini banyak yang bisa memahaminya. Paling tidak sudah mulai mendapat apresiasi sebagian jamaah. Dampak langsung apa yang sudah saya lakukan adalah menginspirasi mereka. Kemudian, secara nyata berkembang literasi umat Islam.

Contoh lagi dapat saya suguhkan, sebagai ilustrasi buah kerjasama yang saya lakukan. Sebelum berdirinya Lembaga Pendidikan Terpadu Baitul Amin Nusa Dua, Bali, jauh hari sebelumnya saya sudah merancang berdirinya lembaga pendidikan yang saya maksud itu. Strategi langkah pertama adalah saya harus bisa memanfaatkan lahan kosong itu untuk kegiatan ekonomi. Saya kontraklah sebagian lahan tersebut untuk kegiatan ekonomi. Belakangan saya tawari yang punya lahan agar di belakang warung senggol didirikan lembaga pendidikan. Awalnya yang punya lahan menolak dengan alasan akan didirikan penginapan. Karena tempat tersebut bersebelahan dengan masjid, maka saya tetap berusaha keras meyakinkan pemilik lahan bisa berdiri lembaga pendidikan.

Tentu tidak mudah untuk meyakinkan orang, karena itu harus lewat orang lain, kebetulan saya punya teman akrab yang bekerja di Kemenag RI bernama, Nur Arifin. Suatu ketika ia berada di Bali  menginap di Sanur Beach. Maka saya ajaklah yang punya lahan itu, H. Jafar Daeng Tombong bersama ibu Yethi Sinaryati menemui saudara Nur Arifin, yang sebelumnya sudah saya sampaikan kepadanya agar ia dapat meyakinkan bapak/ibu bersedia merelakan lahannya untuk lembaga pendidikan. Tidak cukup kami menemuinya di hotel. Tepat tengah malam, saudara Nur Arifin bersama yang punya lahan langsung meninjau lapangan. Hasil pertemuan tersebut terasa berhasil dapat menyakinkan beliau berdua.

Kemudian, hari berikutnya--saya lanjutkan menghubungi bapak Drs. H. Wayan Syamsul Bahri, yang kebetulan beliau saat itu Kabag TU di Kanwil Provinsi Bali. Gayung bersambut, terjadilah akumulasi, liquifaksi niat yang serius bahwa beliau berdua sangat bertekat mendirikan lembaga pendidikan. Dengan berjalannya waktu bersamaan urusan administrasi yang tuntas, bergulirnya hari demi hari--puncaknya pada tahun 2012, awalnya babak baru terukir tinta emas--berdiri TK dan MI saja dan setahun kemudian MTs, dan Aliyah. Kini lembaga pendidikan terpadu Baitul Amin, Nusa Dua--berdiri megah bersebelahan dengan Puja Mandala, Nusa Dua, Bali. Saya yakin cikal bakal pendidikan itu akan bermanfaat sampai kapan pun juga. Seperti pada awal sebelum berdiri saya sampaikan ungkapan serupa kepada yang punya lahan, H.M. Jafar Daeng Tombong dan ibu Hj. Yethi Sinaryathi. Berkat perjuangan itu betapa saya tidak terjun langsung di lembaga tersebut, karena kesibukan saya sebagai dosen, beliu masih setia memberikan tanda mata paling tidak saat lebaran, dan sampai naskah ini saya tulis--mereka masih memberi  tali asih sebagai tanda penghormatan langkah-langkah profesional yang pernah saya lakukan. Manfaat kerjasama!

Selain itu, saya sebagai ketua Prodi sudah melakukan kerjasama, baik yang saya lakukan untuk menunjang kegiatan akademik, misalnya pelaksanaan KKN, PPL, KKL yang memerlukan MoU agar pelaksanaan kegiatan tersebut berjalan dengan baik. Kerjasama lainnya terkait penguatan institusi yakni dengan melakukan kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi: kerjasama dengan UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang, Unisma, Malang, UIN Sunan Ampel Surabaya, IAIN Jember, IAIN Tulungagung, Universitas NU Blitar, Pondok Pesantren Modern Gontor, Ponorogo, dan masih banyak lainnya.

MANAJEMEN PENGELOLAAN INSTITUSI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun