Mohon tunggu...
Mohammad Fauzi Alvi Yasin
Mohammad Fauzi Alvi Yasin Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Tulislah apa saja yang engkau ketahui dan senangi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Senandung Cinta LDR

9 Desember 2017   23:58 Diperbarui: 10 Desember 2017   00:17 1228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://sis.life/wp-content/uploads/2016/04/Long-Distance-Relationship.jpg

Sejak pertemuan itu, Melodi menjadi akrab dengan pria yang dipanggil Yan oleh Mas Damar. Tetapi, mereka lebih suka membahas maslah-masalah improve music. Melodi tidak tertarik dengan hal-hal diluar music apalagi tentang latar belakang pria itu. Baginya, mereka hanya sebatas rekan kerja.

"Mey, kayaknya improve di bagian ini kurang pas. Lagunya ngebit, kalo buru-buru diimprove kesannya jadi buru-buru" Saat itu Melodi memang sedang mendiskusikan lagu milik Andryan yang akan mereka nyanyikan di acara Festival Konser Jakarta 1 bulan lagi. Andryan sengaja datang ke Indonesia untuk menyelesaikan proyek ini. Tetapi 1 minggu lagi dia akan kembali ke Paris untuk beberapa keperluan studinya, kebetulan bulan ini adalah masa liburannya. Dan akan kembali lagi ke Indonesia seminggu menjelang konser.

"Kita agak speed ya? aku khawatir sama numpuknya tugasku bulan ini. Ada ujian dadakan menjelang konser. Aku harap gak ganggu konsentrasi kamu. Terserah kamu dehimprove dimana. Aku yakin pasti hasilnya bagus. Secara Adryan pasti dikenal di Par-" Melodi tidak melanjutkan kalimatnya, dia baru ingat nama di chatt SNSnya. Dia sedikit kaget saat Adryan tersenyum kepadanya. "Loe Andryan di SNS gue kan? Mr. Shymponi?" Melodi memicingkan matanya sambil mengingat-ngingat dan kata-kata yang digunakan juga sudah berganti menjadi 'lo-gue' lagi.

"Baru inget? Sudah 5 hari kita ketemu, kamu baru sadar Mey? Asataga Melodi punya sifat pelupa? Ada berapa Andryan di SNS kamu?" jawab Andryan sambil tertawa. Melodi sedikit kesal dengan ini. Apalagi cowok itu mnegatainya pelupa. "Loe gak seperti yang gue pikirin. Selain sok, lo juga nyebelin" jawab Melodi dengan sedikit marah.

Andryan yang menyadari itu segera menghentikan tawanya. "So..sorry Mey, gak maksud ngatain sih. Supaya kamu agak rileks dan gak terlalu kaget aja. Maaf Mey," Andryan dengan tetap menggunakan 'aku-kamu' itu merasa sikapnya barusan salah, sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dan sedikit nyengir itu membuat Melodi menahan tawa. Tapi itu tidak bertahan lama, Melodi memang sedikit kesal, tadi pagi Mamanya memabahas perjodohan itu lagi.

"Gue balik dulu, ditungguin Nyokap. Kita ketemu di Caf Bugenvil besok sekalian sama Mas Damar" sambil memasukkan buku-buku musiknya ke dalam tas, dan bersiap-siap untuk pergi, Andryan mencegahnya dengan maksud mengantar Melodi pulang. "Akuanter pulang Mey, jam segini halte sepi. Lagian kalo kamu marah di mobil aku jadi lebih enak kan?" Andryan terkadang mirip Mas Damar, terlalu serius. Bahkan kata-katanya barusan tidak dengan mimic bercanda.

"Gak perlu deh, gue bisa balik sendiri. Gue juga gak marah sama Loe" Andryan yang tidak ingin Melodi merasa tidak nyaman hanya pasrah dan membiarkan Melodi pergi sendirian.

Pukul 19.10 di Rumah Keluarga Handoko

Melodi yang baru sampai dirumah tiba-tiba disambut Mamanya dengan wajah berseri-seri. melodi yang tidak tau menau apa yang membuat mamanya senang hanya melongo dan membiarkan mamanya menarik lengannya dan duduk di sofa.

"Apa sih, Ma? Belum sempet cium tangan juga" melodi mendengus sebal. "Mey, 2 minggu lagi Om Laksono mau kesini". Wajah Mamanya semakin berbinar-binar.

"Apa hubungannya sama Mey Mamaku yang cantik?"."Kalo gak ada hubungannya sama kamu mama gak bakalan histeris kayak menang konser vocal sayang. Om Laksono kesini sama anaknya yang dari Paris itu lo, yang Mama certain ke kamu tempo hari" masih dengan senyumnya, Mama Melodi terus mengoceh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun