Mohon tunggu...
Mohammad Fauzi Alvi Yasin
Mohammad Fauzi Alvi Yasin Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Tulislah apa saja yang engkau ketahui dan senangi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Senandung Cinta LDR

9 Desember 2017   23:58 Diperbarui: 10 Desember 2017   00:17 1228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://sis.life/wp-content/uploads/2016/04/Long-Distance-Relationship.jpg

"Sayang, kok ngos-ngosan sih? Duduk dulu sini. Audrey, siapin squash ya,?" perintah Tante Dira ke salah satu waiters disana. Melodi juga kenal dengan Audrey. Umur mereka selisih 2 tahun. Audrey lebih muda dari Melodi. "Ehmm, Mas Damar kemana Tan? Bukannya customer yang mau ketemu jam 3 sore ini datengnya?" Tanya Melodi sambil celingukan mencari Mas Damar yang biasanya stay di stage.  

"Lagi dijemput di Bandara, Mey. Nih, minum dulu." Jawab Tante Dira, bersaam dengan itu squash yang dipesan Tante Dira sampai di meja Melodi. "Makasih Tan. Thanks, Drey" Audrey hanya tersenyum dan pamit mengerjakan tugas yang lain.

Pukul 15.00 di Bandara

Mas Damar celingukan mencari customer yang akan menggunakan Melodi sebagai partnernya di dunia music. Tidak beberapa lama, seorang lelaki dengan perawakan tinggi, bersih, dan kelihatan sekali kalau dia adalah sosok musician sedang membawa koper dan menenteng tas gitar juga earphone yang digantungkan di lehernya berjalan sambil menoleh kearah kanan dan kiri sama halnya dengan Mas Damar.

Mas Damar yang tahu terlebih dahulu dan sudah bisa menebak mendekati cowok itu. "Andryan Laksono?" seperti biasa Mas Damar tidak pernah basa-basi. Selalu to the point. "Iya, Anda Damario Sulistyo?" keduanya saling tatap. Mas Damar hanya mengangguk pelan dan lanjutnya "Maaf jadi nunggu lama, pesawat telat 30 menit tadi. Senang bisa ketemu lagi, Bro"

Ternyata sebelumnya Mas Damar pernah berteman dengan cowok ini. Lebih tepatnya, mereka adalah teman waktu di SMP, tetapi Mas Damar adalah kakak kelas cowok ini, dan cowok yang bernama Andryan ini lebih dulu pergi ke Paris untuk ikut orang tuanya dan melanjutkan studinya disana. Mereka kenal saat pertandingan seni music di salah satu sekolah. Sejak itu mereka akrab.

"Langsung aja ke Caf, gak buru-buru tidur kan? Lagian lo gak kelihatan kayak dari Paris. Muka tetep Indo" sambil tersenyum kecil diikuti tawa dari Andryan ini, mereka segera menuju taksi yang sudah parkir sejak 15 menit lalu dan segera ke Caf Bugenvil.

Pukul 15.25

Sementara itu di Caf Bugenvil Melodi sedang resah. Sudah 30 menit dia menunggu sampai harus berlari-lari dijalanan takut terlambat, ternyata ini jauh lebih terlambat. Hal ini membuat Melodi sedikit sebal dan malas. Saat itu, Tante Dira juga sedang sibuk. Sambil meminum squash yang disiapkan Audrey, Melodi menoleh kearah pintu. Saat itu Mas Damar membuka pintu dan diikuti oleh seorang pria juga. Melodi tidak terlalu memperhatikan, dia hanya sedikit kesal dan mendengus. "Mas, jam tangannya rusak ya? jam indo banget. Karet!!" seru Melodi saat Mas Damar sudah sampai di mejanya. Pria itu ikut tersenyum melihat Melodi. Awalnya dia kaget saat bertemu dengan Melodi, tetapi Melodi tidak memperhatikan wajah dan mimic terkejut dari pria itu. batin pria itu.

"Pesawatnya telat 30 menit. Kenalin ini Andryan. Yan, ini Melodi yang aku bilang kemaren." Mereka bersalaman, Melodi baru memperhatikan saat mereka berkenalan. Rasa-rasanya dia pernah melihat pria ini. Pikiran itu dia urungkan karena Mas Damar mulai berbicara lagi "Gue mau kalian bikin konsep yang menarik tapi sederhana. Kesan yang dinilai orang bakalan lebih baik dan terkesan. Yan, loe yang paling tau nada suara. Melodi mahir di alat music. Dia bisa gitar sama biola. Improve atur yang rapi. Mey, jangan bikin aku pakek ekor mata lagi" Melodi sedikit menahan tawa dan geli mendengar Mas Damar menggunakan kata-kata 'lo-gue'. Dia baru mendengarnya. "Iya ngerti" jawab Melodi singkat.

Di Cafetaria Songgu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun