Mohon tunggu...
Mohammad Fauzi Alvi Yasin
Mohammad Fauzi Alvi Yasin Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Tulislah apa saja yang engkau ketahui dan senangi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Senandung Cinta LDR

9 Desember 2017   23:58 Diperbarui: 10 Desember 2017   00:17 1228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://sis.life/wp-content/uploads/2016/04/Long-Distance-Relationship.jpg

"Ma, Mey sudah berapa kali bilang. Mey gak mau ada acara beginian, Mey itu jiwanya bebas. Music itu jadi semangat Meysekarang, pendidikan juga Ma. Mey rasa mama stop dulu ngomongin masalah ini. Mey ke atas dulu, banyak tugas." Seketika itu wajah mamanya menyiratkan kekecewaan tetapi beliau tetap tersenyum dan membiarkan anaknya beristirahat. Melodi tau mamanya akan kecewa dengan keputusannya barusan. Tapi inilah yang dia mau, berjalan seperti music yang mengalun lembut.

Keesokan harinya di Caf Bugenvil

Melodi yang saat itu pulang sekolah dan langsung menuju Caf bertemu Mas Damar dengan Andryan yang sudah menunggu. "Sorry agak telat. Ada materi tambahan dari sekolah" jawab melodi sambil duduk di meja bersama mereka.

"Iyalah santai aja. Minum dulu deh biar suaranya balik gak fals" Andryan yang menyebalkan itu tersenyum dan berhasil membuat Melodi mendengus kesal. "Pulangnya aku anter Mey, sekalian aku mau nunjukin sesuatu" lanjut Andryan. Saat itu Mas Damar hanya memalingkan muka, ada perasaan aneh dan sedikit sakit. Entah dibagian mana. Tapi Mas Damar tetaplah Mas Damar, cuek dan serius. Perasaan seperti ini tidak terlalu dihiraukan.

"Gak tertarik. Ngomong disini beda sama ngomong pas kita pulang?" Jawab Melodi yang hanya dibalas tawa oleh Andryan. Sekali lagi hal ini membuat Melodi semakin kesal. "Jawabnnya tetep iya Mey. Udah deh jam halte pasti ngaret kalo malem." batin melodi masam.

Pukul 19.35

"Yuk Mey, diajmin kamu pulang dengan selamat dan kesel kamu bakalan ilang." Andryan yang sangat semangat mengantarkan Melodi pulang hanya dibalas picingan mata oleh Melodi. batin Andryan. "Tante, aku pulang dulu. Ketemu minggu depan ya Tan, aku ajakin Mama juga. Mas, aku pul-" kalimat itu terpotong. Mas Damar keburu naik ke stage dan mempersiapkan acara malam ini di Caf Tante Dira. melodi hanya membatin dan segera menarik pintu Cafe yang diikuti Andryan.

Pukul 20.10 di Danau

"Loe mau nyulik gue ya? arah rumah gue ke Barat. Wah bahaya nih cowok" Melodi sudah siap menegluarkan kekuatan fisiknya dengan kedua tangan mengepal. Andryan yang melihat itu hanya tertawa sambil mengemudikan mobilnya. "Diem aja, ntar juga tau. Lagian aku gak nafsu nyulik cewek secuek kamu" sungguh Andryan memang selalu menyebalkan dan membuat Melodi tidka bisa menjawab meski dia sedang kesal.

Setelah 10 menit melalui jalan yang tidak diketahui Melodi akan kearah mana, Andryan menghentikan mobilnya. "Yuk turun." Melodi yang sedikit takut itu menuruti Andryan. Paling tidak dia bisa kabur jika Andryan macam-macam. Setelah mengikuti langkah Andryan, Melodi dibuat terkejut. Diahadapannya kini sebuah danau kecil dengan lampu berbentuk love ditengah-tengahnya, disisi kirinya ada bunga-bunga dan pagar dengan arsitektur note balok. Disisi kanan juga ada air mancur yang dihiasi dengan miniatur alat music. Sungguh ini sangat indah.

"Loe tau tempat ini darimana?" sambil terus tersenyum dan tanpa memalingkan wajahnya dari pemandangan itu, Andryan tersenyum dan menjawab "Sebelum berangkat ke Paris, aku panik. Papa ngotot jodohin aku sama gadis yang 10 tahun aku kenal. Dia cantik, tapi aku nggak ingin terbelenggu dengan pilihan Papa saat aku di Paris nanti. Gak sengaja waktu itu aku lihat ada sesuatu yang bercahaya di balik ilalang ini. Ternyata bener. Tempat ini indah." Melodi antusias mendengarkan. Baru kali ini dia benar-benar menatap pria itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun