Mohon tunggu...
Ayu SittaDamayanti
Ayu SittaDamayanti Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang ibu rumah tangga jebolan ilmu hukum, pecinta sastra dan parenting

Ibu rumah tangga dan dunianya

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Senandung Angin

13 Maret 2024   21:28 Diperbarui: 13 Maret 2024   21:30 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di bawah langit, kehidupan mengalir deras

Bertunas di atas bumi, berebut tanah tempat menancapkan akar kehidupan

Bersaing untuk tumbuh, meninggi semakin tinggi hingga tak mampu menatap rumput dibawahnya

Rumput yang turut tumbuh di sela-sela tanah tempatnya berdiri kokoh

Dari balik payung, dua perempuan berjalan berlawanan 

Satu perempuan, menengadah menatap ujung daun pepohonan yang menjulang tinggi

Perempuan lain, menunduk mencoba menerobos kedalaman tanah tempat akar bercokol, namun rerumputan dan rimbunnya guguran daun menyesatkan pandangannya

Pucuk daun baru menggantikan daun berguguran

Ia menyaksikan kekalahan daun tua ditelan usia

Daun rusak dikalahkan hama, daun rapuh tersapu angin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun