Mohon tunggu...
FAIZ FATURROHMAN
FAIZ FATURROHMAN Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

MAHASISWA SASTRA INGGRIS UIN JAKARTA.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Two Words: Indonesia Version

20 Desember 2022   12:46 Diperbarui: 20 Desember 2022   12:52 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kumara: "aku bilang aku tidak apa-apa.. tinggalkan aku. Bagaimana aku bisa berjalan?? Bangun saja aku susah... kau tahu itu... aku baru saja melahirkan."

Kemudian Patih Meda mengetuk pintu dan berkata "yang mulia apa kau masih didalam?." Dan Raja menjawab "ya aku masi di dalam... masuklah". Lalu Patih Meda masuk membuka pintu dengan perlahan. Kemudian Raja Bertanya "ada apa Meda?".

Marhapatih Meda: "kau harus segera berlindung yang mulia!!! Keadaan diluar sudah tidak kondusif bahkan aku mendengar sebuah ledakan di pintu masuk Wonosari." Kemudian Raja dan Patih Meda keluar ruangan dan menutup pintu untuk berbincang strategi apa yang harus dilakukan dalam situasi seperti ini. Setelah itu hujan deras mengguyur seluruh kerajaan dan juga Keraton.

Tidak sempat berlindung serangan penyihir itu sudah sampai ke Keraton. Keadaan pun menjadi tegang karena keadaan Keraton sudah terbakar, hancur, dan berantakan. Keadaan disekitar Keraton sudah luluh lantah apalagi keadaan diluar Keraton, sebagian besar pasukan pun banyak yang gugur dan bahkan pasukan terhebat pun seperti Kapten Arjuna telah gugur dalam tugasnya dan juga Kapten-kapten yang lainnya yang berjaga di dalam Keraton pun ikut gugur. Hanya ruangan melahirkan saja yang belum tersentuh dengan sihir yang mengerikan itu.

Raden Radya: "bagaimana ini ayah??. Apa yang harus kita lakukan." Dia mengatakannya dengan ekspresi panik dan bingung.

Kumara: "tidak apa-apa nak, kita akan baik-baik saja. Raden... tolong dengarkan ibu nak, ibu minta kamu bawa adikmu ini pergi dan carilah perilndungan"


Raden Radya: "tapi bagaimana dengan ibu dan ayah??."

Kumara: "jangan khawatirkan ibu nak... ibu akan baik-baik saja, lagipula disini ada ayah dan paman Meda yang akan menjaga ibu."

Raden Radya: "tapi bu kenapa aku yang harus berlindung?? Kenapa aku tidak disini saja bersama ibu dan ayah??."

Kumara: "tidak bisa nak.. penyihir itu pasti mengincar adikmu... kamu harus melindunginya dan cepatlah pergi berlindung... ayah dan paman Meda akan menahannya sebelum penyihir itu menemukan adikmu."

Raden Radya: "tetapi ibu... aku tidak tau harus pergi kemana."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun