Mohon tunggu...
FAIZ FATURROHMAN
FAIZ FATURROHMAN Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

MAHASISWA SASTRA INGGRIS UIN JAKARTA.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Two Words: Indonesia Version

20 Desember 2022   12:46 Diperbarui: 20 Desember 2022   12:52 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kuda itu membawa sang Raja dan pasukan lainnya ke tempat dimana Adya jatuh bersama kuda itu.

Kemudian Adya sadar dari pingsannya.

Raden Adya: "aahh... kepalaku sakit sekali" Sambil melihat sekitar dan memegang kepalanya. "dimana aku?? Apa aku sudah mati?" Adya bangun dan berjalan sedikit demi sedikit. "woaah.. tempat ini indah sekali... aku tidak pernah melihat tempat seindah ini di dalam hidupku. Ternyata aku memang benar-benar sudah mati... apa aku disurga?? Adya berjalan sambil melihat-lihat sekitar.

Ini adalah pemandangan yang luar biasa, setelah dia melewati hutan yang menyeramkan itu. Padang rumput dan lading bunga matahari, bukankah semua orang akan terpesona dengan keindahannya?. Lalu Adya terus berjalan melewati tempat yang indah itu dan dari kejauhan Adya melihat seorang wanita, lalu dengan cepat dia menghampiri wanita yang sedang memetik bunga itu.

Raden Adya: "permisi... apa kau tau dimana aku???". " woaah cantik sekali" sambil menatap wanita itu. " pasti dia adalah bidadari" dia mengucapkannya di dalam hati. "apa kau bidadari??"

Wanita cantik: dia langsung mengarahkan pedangnya kepada Adya dan berkata "siapa kau?."


Raden Adya: "a..a..aa.. apa di surga bidadari juga menggunakan pedang??"

Wanita cantik: "jawab aku!!!" sambil membentak Adya.

Raden Adya: "okee... okee... okee.. namaku Adya, aku hanya manusia biasa."

Wanita cantik: "heh.. manusia?? mau apa kau disini??" dengan tatapan mata yang sangat dingin.

Raden Adya: "aku tidak tau... tadi aku sepertinya pingsan, setelah aku bangun aku tiba-tiba ada disini. Tapi... bisakah kau jauhkan pedangmu dari ku??"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun