Mohon tunggu...
FAIZ FATURROHMAN
FAIZ FATURROHMAN Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

MAHASISWA SASTRA INGGRIS UIN JAKARTA.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Two Words: Indonesia Version

20 Desember 2022   12:46 Diperbarui: 20 Desember 2022   12:52 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Raja Wijaya: "walaupun terdengar mustahil, tapi aku sangat mempercayainya... pasti dia akan kembali, dia sudah berjanji kepadaku untuk menemukan keberadaan para penyihir itu".

Raden Adya: "huffhhh" sambil menghela mafas. "baiklah... jika memang itu keinginanamu sampai-sampai kau harus mengorbankan banyak orang. Hufffhh..." Adya menarik nafas dan mengatakan " lebih baik aku saja yang mencari penyihir itu..!!" dengan wajah yang penuh keseriusan. Adya langung berbalik arah dan meninggalkan Ayahnya.

Raja Wijaya: "adya... dengarkan ayah!!!" sambil berteriak dan menatap Adya. "kau tidak tau apa-apa tentang penyihir itu nak... kau tidak bisa melawannya hanya dengan kekuatanmu yang sekarang.. kau bisa mati... Adya aku perintahkan kau untuk berhenti!!!"

Adya yang sedang berjalan meninggalkan singgahsana ayahnya itu pun berhenti saat ayahnya meneriakinya. Tetapi Adya tidak perduli, ia terus berjalan keluar dari ruangan itu dan mengambil kuda nya untuk meninggalkan Keraton dan pergi dari Wonosari.

Diperjalanan tidak jauh setelah keluar dari Keraton Adya bertemu Adipati Bima yang sedang berjalan menuju ke Keraton, tetapi dia tidak memelankan laju kudanya dan terus berjalan seperti tidak ada yang menghalanginya. Adipati Bima berkata di dalam hatinya "ada apa dengan dia??? Apa dia ingin buat ulah lagi? Hmmm..." dengan wajah yang kebingungan. "biasanya anak itu menegerku dimanapun kita bertemu". Bima lalu melanjutkan perjalanannya menuju Keraton dengan berjalan kaki. Tiba-tiba Adya kembali dan berteriak "pamaan!!!". Sontak teriakan itu membuat Bima kaget dan berbalik arah.

Adipati Bima: "uwahhh!!!" sangat terkejut. "ada apa Raden?? kau membuat aku kaget saja hufhhh.."


Raden Adya: menghampiri Bima dan mengatakan dengan tergesa-gesa "paman... apa kau tau tentang dimana keberadaan penyihir itu???"

Adipati Bima: "ada apa kau tiba-tiba menanyakan itu??"

Raden Adya: "sudah cepat katakana saja..!!!" dengan membentak Bima.

Adipati Bima: "hmmm... sejujurnya aku tidak tau banyak tentang itu. Tapi burung gagak itu adalah pertanda dari keberadaan mereka. Ada apa..?? kau ingin mencarinya?? Hahahaha..." tertawa tapi tidak serius.

Raden Adya: "hmmm burung gagak... baiklah." Adya langsung meninggalkan Bima dan pergi memacu kudanya dengan cepat, Adya hanya membawa panah dan beberapa busur saja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun