Pada umumnya, kurangnya orang membeli buku karena minat bacanya yang rendah.Â
Orang lebih memilih untuk membaca jika bernilai ekonomi.Â
Era digital juga mengubah sebuah kenikmatan ritual ibadah atau keranjingan membaca buku elektronik seputar kehidupan ritual ibadah menuju ritual perayaan yang berbeda dan baru.
Jika kita tergolong orang malas ke masjid dengan gaya lama, kita akan tersisihkan di era informasi, bukan karena kartu vaksin didapatkan informasi melalui internet.Â
Dibandingkan orang akan menempatkan perbedaan dalam perolehan limpahan arus informasi, karena dia terhubung dengan televisi dan media daring.Â
Melalui internet, kita bisa menempatkan diri kita dengan orang malas ke masjid. Seseorang bisa mengakses informasi dengan cara googling tentang kebijakan kartu vaksin.
Biarkanlah orang berseloroh aneh-aneh, yang penting bagaimana kita bisa memanfaatkan waktu untuk bercengkrama secara sosial melalui media.Â
Di balik sisi samar-samar bahkan sisi gelap, ruang siber kita gulati dengan segenap kemampuan kita. Bukan menjauhi panggilan nurani dan arus informasi. Kita tidak tenggelam dalam arus informasi.
Era digital yang memengaruhi cara berpikir dan tindakan kita merupakan sebuah arena bermain untuk bisa menemukan siapa sesungguhnya diri kita.Â
Arus informasi tenggelam dalam arusnya sendiri; suatu zaman perubahan yang menemukan arus berikutnya.Â
Sekarang, kita bisa mengakses informasi tentang kartu vaksin dalam berita nasional tinggal cari media daring. Dari sanalah terlibat ritual perayaan tertentu.