Seseorang yang hatinya di masjid tidak tergantung pada kondisi di sekelilingnya, bukan karena kartu vaksin, apalagi ingin dipuji. Â
Sebelumnya, tidak semua masjid ditutup. Pengaturan individu ketat dan kaku berakhir pada mekanisme pelonggaran karena terjadi perkembangan baru dari rangkaian efek kebijakan yang dimungkinkan dibuat untuk lebih luwes.
Sesuai perkembangan kondisi kekinian yang kita hadapi tidak berjalan satu arah, maka betuk kebijakan pun memungkinkan berubah-ubah. Jika individu memakai kartu vaksin itulah pilihan, sekalipun malas atau jarang ke masjid.
Simbolisme Ketidaksadaran dan Ruang Baru
Di era revolusi industri keempat seperti sekarang, orang-orang yang membaca medial sosial tidak dapat menyembunyikan gelak tawanya.Â
Lalu, di zaman ini, kita bisa merenung kembali apa yang keliru dalam diri kita.
 Apa latar belakang kita sehingga menjauhi kartu vaksin dan protokol kesehatan?Â
Mungkin kita telah banyak kehilangan momentum untuk berubah.
Kita juga lebih sering menyoroti hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan inti permasalahan. Apa yang tidak mustahil tanpa jejak data digital.Â
Jika memang seseorang malas, karena mungkin terdapat alasan satu pengaturan untuk menghindari berkumpul-kumpul atau berkerumunan saat ini.Â
Bukan karena alasan pembenaran bermalas-malasan ke masjid. Kita telah mengikuti protokol kesehatan jauh sebelum ada kebijakan kartu vaksin diberlakukan.