Mohon tunggu...
Yos Mo
Yos Mo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Sports, Music, Technology Expert

pemerhati olahraga dan musik lagi getol melihat pertandingan surfing dan bulu tangkis very welcome to contact me at bolafanatik(at)gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Begini Rasanya 11 Tahun Punya Akun Kompasiana

11 Januari 2022   18:02 Diperbarui: 11 Januari 2022   20:11 804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto dokumentasi Kompasiana

Sudah memasuki hari kesebelas tahun 2022. Padahal seperti baru kemarin saja kemeriahan pergantian tahun. 

Kehidupan memang berjalan cepat. Begitu pula dengan kegiatan tulis-menulis saya di Kompasiana yang tak terasa sudah memasuki tahun ke 11.

Bagaimana rasanya 11 tahun punya akun Kompasiana? 

Sangat panjang apabila diceritakan secara detil. Tapi saya akan coba menceritakannya secara singkat di postingan ini.

Saya sengaja memutar playlist lagu agar bisa menuntaskan postingan ini dengan rileks. 

"11 Januari (GIGI), "Get Lucky" (Pharrel Williams & Daft Punk)", "Melompat Lebih Tinggi" (Sheila on 7)", tiga track lagu yang saya putar duluan sembari memulai konten curhat ini. 

Kamu bisa juga ikutan mendengarkan track lagu itu di aplikasi musik punyamu.

Awal Mula Kenalan dengan Kompasiana

"11 Januari kita bertemu, menjalani kisah cinta ini," suara manis Armand Maulana menyanyikan lagu hits GIGI membawa ingatan ke bulan pertama tahun 2011.

Saya waktu itu sedang mempersiapkan acara "Blogger Gathering" di La Piazza Gandaria City tanggal 23 Januari, dalam rangka merayakan hari jadi komunitas D'blogger pada 11 Januari. 

Karena acara gathering  dikonsep lintas komunitas, kami panitia mulai mengontak dan juga silaturahmi kopdar ke belasan komunitas blogger yang ada pada waktu itu.

Komunitas blogger Kompasiana (Kompasianer) kebetulan sedang mengadakan kopdar di food court Pusat Grosir Cililitan (PGC), tanggal 9 Januari 2011. 

Sehingga kami panitia acara D'blogger berinisiatif menemui Kompasianer yang sedang kopdar di PGC, untuk mengundang mereka agar hadir di acara "Blogger Gathering."

Ada tiga blogger Kompasiana yang namanya masih saya ingat di acara kopdar 9 Januari 2011. Babeh Helmi, 'Oom Jay' Wijaya Kusumah, dan Zuragan Kripix. 

Sedangkan wakil dari komunitas D'blogger yang saya ingat hadir di kopdar PGC itu, yakni kang Matahari Timoer, kak Julia Hardy, dan teteh Ani Berta.

Beberapa hari sebelum jumpa perdana dengan Kompasianer, saya iseng membuat akun Kompasiana. Lalu membuat postingan pertama saya di sini dalam bentuk puisi berjudul "Cermin."

Ada dua Kompasianer yang hadir di postingan perdana saya tersebut. 

Ucoxs El Barton memberikan komentar, Mike Reyssent kasih vote. Dua orang itu pernah menjadi Kompasianer kondang pada masa lalu.

Saya kemudian membuat postingan puisi kedua di bulan Desember 2011. Lalu vakum selama tiga tahun lebih di media warga ini. He he he, lama banget yakk...

Comeback dan Menemukan Passion di Kompasiana 

Lupa password dan alamat e-mail buat login, dan kesibukan pekerjaan, membuat diriku sempat melupakan Kompasiana selama tiga tahun lebih. 

Pada suatu ketika di pertengahan tahun 2015, saya secara tidak sengaja menemukan password dan alamat e-mail login Kompasiana di secarik kertas coret-coretan.

Pada waktu bersamaan, Kompasiana sedang menjadi pusat perhatian netizen penggemar sepak bola di Indonesia.  

Kompasiana menggelar lomba blog berhadiah besar dalam rangka memeriahkan gelaran turnamen Copa America yang disiarkan Kompas TV.

Saya penggemar berat sepak bola, juga masih doyan hadiah. Klop sudah. Mulailah saya menulis kembali di Kompasiana.

"Persaingan Ketat Menuju 8 Besar Copa America 2015" postingan comeback saya setelah 42 bulan hiatus di Kompasiana. 

Mas Achmad Suwefi Kompasianer yang hadir memberikan vote dan komentar di postingan comeback saya.

"We're up all night for good fun. We're up all night to get lucky,' suara Pharrel Williams terdengar ceria menyanyikan lagu nge-beat Get Lucky.

Sama halnya dengan saya yang ceria dan bersemangat mengadu keberuntungan di Kompasiana waktu itu. 

Saya pernah membuat 155 artikel dalam 40 hari awal comeback di Kompasiana. Passion menulis saya sedang melambung tinggi kala itu. 

"Kita berlari dan terus bernyanyi. Layaknya luka yang telah terobati. Bila kita jatuh nanti, kita siap melompat lebih tinggi,' 

Suara Duta Sheila on 7 terdengar lantang menyanyikan lagu 'Melompat Lebih Tinggi'. 

Lirik lagu itu persis dengan kondisi jiwa saya di pertengahan 2015, yang ingin melambung tinggi di Kompasiana.

Merasakan Masa Terbaik di Kompasiana

Wahh, tak terasa sudah puluhan paragraf selesai. Supaya saya tidak ngantuk buat selesaikan postingan ini, saya putarkan tiga track lagu lainnya, "We Are The Champions (Queen), "Fly Me to The Moon (Frank Sinatra)", "Road Trippin' (Red Hot Chilli Peppers)."

Semangat membara membuat ratusan postingan di awal comeback, berujung positif buat saya di media warga ini.

Karena waktu itu intens membuat kurasi postingan Kompasianer lainnya, nama saya mulai dikenal banyak orang di Kompasiana. 

Membuat kurasi waktu itu belum menjadi tren di Kompasiana. Dua orang admin pernah bertutur, kurasi yang saya buat membantu kerja mereka.

Bahagia rasanya hal sepele yang saya lakukan bisa bermanfaat dan menyenangkan bagi orang lain.

Kegembiraan besar lainnya setelah saya mulai aktif di Kompasiana adalah saat diumumkan sebagai pemenang utama lomba blog Copa America 2015 Kompasiana, berkat postingan yang berjudul "Keberanian Sampaoli Ubah Strategi Berujung La Roja Juara".

Postingan yang sebenarnya membuat hati saya agak sedih, karena timnas Argentina yang saya favoritkan kalah di final lawan Chile yang dilatih Sampaoli.

Momen juara setelah berusaha keras itu mengingatkan saya kepada Freddy Mercury yang dengan lengkingan suaranya mengucapkan lirik lagu, "We are the champions, my friend. We'll keep on fighting till the end."

Setelah itu saya merasakan masa-masa terbaik di Kompasiana. Saya sukses membuat rekor menulis non stop 100 hari di Kompasiana.

Saya juga berinisiatif membuat Komunitas KOPROL (Kompasianer Penggemar Olahraga) pada tanggal 9 September 2015 yang bertepatan dengan hari olahraga nasional.

Saya beberapa kali diundang tampil di program talk show "Kompasiana TV" yang disiarkan Kompas TV.  Pernah pula diajak meliput ajang lomba lari yang disponsori Kompas TV. 

Momen saat siaran live program Kompasiana TV/ dokumentasi pribadi
Momen saat siaran live program Kompasiana TV/ dokumentasi pribadi

Momen bahagia lainnya yang saya terima setelah aktif di Kompasiana adalah bisa membuka booth komunitas KOPROL di Kompasianival 2015. 

Bahagia tak terkira rasanya dapat mengundang founder sekaligus Chief Operation Officer (COO) Kompasiana, Pepih Nugraha, untuk bertanding catur melawan beberapa Kompasianer di booth KOPROL. 

Pertandingan catur seru kang Pepih Nugraha vs. Kompasianer di booth KOPROL/dokpri
Pertandingan catur seru kang Pepih Nugraha vs. Kompasianer di booth KOPROL/dokpri

Kehadiran pebola voli nasional MVP Proliga, Amalia Fajrina, semakin membuat meriah kegiatan di booth KOPROL waktu itu. 

Amalia Fajrina main voli di depan area booth KOPROL/dokpri
Amalia Fajrina main voli di depan area booth KOPROL/dokpri

Momen fenomenal lainnya yang saya rasakan di Kompasiana 2015 adalah berhasil mengajak ratusan orang Senam Kesehatan Jasmani (SKJ) bareng di La Piazza Gandaria City. 

Instruktur senamnya adalah teman-teman dari Komunitas Bekasi Trendi (BENDI) yang saya bentuk. 

SKJ massal di Kompasianival/ dokpri
SKJ massal di Kompasianival/ dokpri

Semua kegiatan seru yang diadakan KOPROL di Kompasianival 2015 bisa terwujud berkat dukungan kru Kompasiana seperti mbak Wardah Fajri, mbak Kiki, mbak Nindya Prismahita. Juga support dari kang Pepih Nugraha, dan lain-lain. 

Saya juga dibantu oleh teman-teman Kompasianer yang baik hati seperti mbak Ya Yat, bro Alfonsius Billy, dan Bowo Susilo.

Kebahagiaan saya yang melambung tinggi saat itu persis seperti untaian lirik yang dinyanyikan Frank Sinatra, "Fly me to the moon, let me play among the stars."

Masa-masa indah saya bersama Kompasiana dan Kompasianer berlanjut hingga kuartal kedua tahun 2016.

Saya makin sering kopdar dengan sesama Kompasianer di berbagai kegiatan, masih rajin menulis, dan juga jadi salah satu pemenang lomba blog Copa America 2016.

Kehangatan hubungan saya dengan Kompasiana dan Kompasianer ibarat lirik lagu "Road Trippin' yang dinyanyikan dengan manis oleh Anthony Kiedis dan John Frusciante, 

"Road trippin' with my two favorit allies. This life is shining more forever in the sun."

Momen termanis saya bersama Kompasiana di tahun 2016 adalah saat mengadakan kegiatan NGOPLAH (Ngobrol Palmerah) bersama komunitas KOPROL di ruang studio kantor Kompas. 

Jurnalis sport kondang, Jalu Wirajati, dan Kompasianer beken pakar MotoGP, Ya Yat, jadi nara sumber NGOPLAH bareng KOPROL yang temanya "Menangkap Momen dan Euforia Event Olahraga."

Acara NGOPLAH itu bisa terlaksana baik berkat dukungan kru Kompasiana seperti masbro Kevin, mbak Nindya dan Widha Karina.  

Saya jadi host Ngoplah Koprol/ foto: Rahab Ganendra
Saya jadi host Ngoplah Koprol/ foto: Rahab Ganendra

Yang membanggakan dari acara NGOPLAH bareng KOPROL itu adalah sekilas masuk dalam tayangan video channel resmi Olimpiade yang jumlah subscribernya 3,4 juta. Ada beberapa Kompasianer yang diwawancara channel Olympics. 

Masa Kemunduran dan Sunyi di Kompasiana

Saya putar dua track lagu dulu sebelum lanjut mengisahkan masa-masa sedih ini. Lagu "Satu Satu (Iwan Fals)", "Broken" (Seether & Amy Lee)"

Setelah kuartal kedua tahun 2016, saya mengalami masa kemunduran di Kompasiana. Saya mulai ogah-ogahan posting.

Bulan November 2016, saya nihil postingan di akun ini. Sebulan kemudian saya hanya buat satu artikel. 

Malas-malasan bikin konten dari bulan Januari hingga Juni 2017. Hingga akhirnya berhenti total buat artikel Kompasiana dari Juli 2017 hingga Februari 2018. 

Beberapa faktor yang mempengaruhi kemunduran saya di Kompasiana adalah masalah pribadi di intern keluarga, mendapatkan pekerjaan di luar pulau Jawa yang akses internetnya megap-megap.

Alasan terkuat yang membuat mundur, adalah saya mulai merasa tidak nyaman dengan situasi Kompasiana pada waktu itu yang agak ricuh seiring situasi politik yang sedang memanas di Indonesia. 

Saya juga merasa kehilangan banyak sahabat Kompasianer yang dulu akrab berinteraksi di media warga ini. 

Mereka satu-persatu mulai berpamitan ingin aktif di platform lain, ada yang berhenti total menulis.

"Satu-satu daun berguguran, jatuh ke tanah dimakan usia. Waktu terus bergulir. Kita kan pergi dan ditinggal pergi." 

Suara Iwan Fals menyanyikan lagu 'Satu Satu' terngiang mengingat momen kehilangan banyak kawan akrab di sini. 

Saya coba memulai comeback buat postingan di bulan Maret 2018. Tapi, saya sudah kadung kehilangan gairah menulis.

Hanya 18 postingan saja yang mampu saya buat di Kompasiana. Sempat absen di bulan Mei, November dan Desember 2018. 

Padahal banyak momen besar olahraga di tahun 2018. Ada Piala Dunia sepak bola, juga Asian Games di Jakarta. 

Seandainya saya sedang bergairah menulis, pasti sudah terbit ratusan konten seru event tersebut di akun ini.

Masa-masa berat saya di Kompasiana berlanjut di tahun 2019. Hanya 19 postingan yang saya buat dengan ogah-ogahan. Saya absen posting di bulan Februari, April, Oktober, November dan Desember. 

"Cause I'm broken, when I'm open. And I don't feel like, I am strong enough," 

Lirik lagu "Broken" itu dinyanyikan dengan pedih oleh Shaun Morgan vokalis band Seether dan pacarnya Amy Lee pentolan Evanescence. 

Sebait lirik yang menggambarkan kondisi saya di Kompasiana pada era kemunduran. Saya sudah berupaya untuk memulai buat konten, tapi di saat bersamaan saya tidak kuat untuk kembali aktif. 

Di awal tahun 2020 saya sempat membuat 6 artikel. Postingan terakhir di bulan April berbentuk puisi berjudul "Melatih Diri Sunyi". Niatnya sebagai refleksi akan tragedi pandemi Covid-19 yang mulai merebak saat itu. 

Postingan itu jadi kenyataan di akun ini dan kehidupan sehari-hari. Saya berhenti total menulis selama 11 bulan. Juga tidak bepergian ke mana-,mana selama PSBB/PPKM. 

Saya menghindari lihat berita di media online dan televisi karena dijejali tayangan kesedihan yang bertubi-tubi. 

Interaksi saya dengan manusia lainnya sangat terbatas sepanjang pandemi. Saya juga trauma melihat langsung kondisi keluarga dekat yang hampir meninggal karena virus Corona.

Mulai Bersemi Kembali di Kompasiana

Sudah sangat panjang sekali artikel curhat ini. Saya masih bersemangat untuk menuntaskan. 

Karena, nasib orang siapa yang tahu? Mungkin saja umur saya tidak akan sampai hingga tahun ke 12 di Kompasiana.

Saya putar track lagu yang asyik dulu sebelum lanjut. Ada lagu "I Can See Clearly Now (Johnny Nash)", "Pasti Bisa (Citra Scholastika)", "My Way (Frank Sinatra)".  Ikutan dengar yukk di aplikasi musik masing-masing.

Tahun 2020 diliputi oleh kesedihan karena pandemi. Begitu pula memasuki tahun 2021 yang masih diganggu nestapa.

Beberapa orang yang ku kenal dekat satu-persatu meninggalkan dunia ini. Salah satunya sosok blogger senior pak Dian Kelana yang terbilang aktif dalam berbagai kegiatan Kompasiana.

Hingga akhirnya saya tersadar, bahwa kesedihan itu jangan berlarut-larut di dalam diri. Bisa merusak mental kita sebagai manusia.

Saya mulai mencoba lagi melakukan berbagai kegiatan yang bisa mendatangkan kebahagiaan. 

Salah satunya adalah kegiatan ngeblog yang pernah membawa saya kepada momen-momen indah.

Akhirnya saya memposting kembali di Kompasiana pada tanggal 1 Maret 2021 setelah terkagum-kagum melihat performa keren seorang gadis cilik menyanyikan lagu klasik opera. Judulnya "Pertunjukan Kelas Dunia Adelways Lay."

Setelah itu saya butuh waktu lima bulan lamanya untuk membuat postingan baru. 

Momen Piala Eropa yang sangat menghibur menjadi momentum saya untuk kembali bergairah aktif di Kompasiana.

Saya mulai rajin posting berbagai hal menarik yang terjadi di Piala Eropa. 

Berlanjut ke berbagai hal seru yang terjadi dalam Olimpiade di Tokyo. Termasuk pula momen mengharukan saat Greysia Polii dan Apriyani Rahayu meraih medali emas buat Indonesia.

Perlahan gairah saya menulis mulai bangkit. Walau masih belum bisa masif seperti dulu membuat banyak artikel dalam waktu singkat.

"Oh yes, I can make it now the pain is gone. All of the bad feelings have disappeared. It's gonna a bright, bright, sunshiny day," suara ceria Johnny Nash terdengar di telinga menyanyikan lagu 'I Can See Clearly Now' yang dipopulerkan kembali oleh Jimmy Cliff.

Saya yang sedang bersemi kembali dengan semangat baru, tanpa terasa mampu menghasilkan 72 artikel sepanjang tahun 2021. 

Tak pernah absen setiap bulannya buat konten baru sejak Juni hingga Desember 2021. Jumlah postingan saya di tahun 2021 lebih banyak dibandingkan total postingan tahun 2018 hingga 2020.

Masih banyak kompasianer lawas yang aktif sewaktu ku kembali. Dan ku amati banyak pula kompasianer baru dengan ciri khas tulisan yang menarik. 

Mereka semua menjadi motivasi diri saya untuk menghasilkan karya-karya terbaik di sini. Harus optimis walau kelak nanti bakal ada tantangan berat yang menghadang.

"Aku pasti bisa, menikmati semua dan menghadapinya. Aku yakin pasti bisa." sebait lirik lagu yang dinyanyikan Citra Scholastika itu sangat pas untuk menjadi penyemangat.

Tahun 2022 saya tatap dengan rasa optimis yang lebih. Berbagai hal sedih yang melanda selama pandemi harus cepat-cepat disingkirkan, dengan melakukan berbagai kegiatan yang gembira.

Saya sudah merasakan banyak hal dalam kehidupan di dunia nyata dan maya. Manis dan getir datang bergantian.

Semua itu menjadi pelajaran hidup yang membuat diri saya lebih tangguh dalam kedewasaan.

"When I bit off more than i could chew. I ate it up, and spit it out. I faced it all and I stood tall, and I did it my way," Frank Sinatra menyanyikan lagu perjalanan hidupnya yang berat tapi dia tetap tabah menghadapi. Hal itu juga harus saya lakukan.

Saya sudah pernah memenangkan sesuatu yang besar di Kompasiana, namun itu belum cukup. 

Saya masih punya beberapa resolusi lama yang belum terwujud di platform ini. Saya pernah menulis ingin mencapai 1000 artikel di sini. Semoga saja umur saya masih panjang untuk mewujudkannya.

Tak terasa sudah hampir ratusan paragraf yang saya ketik. Tak terasa pula sudah 11 hari non stop saya posting di awal tahun 2022. 

Sepertinya ini dapat menjadi motivasi saya untuk membuat rekor baru non stop 200 hari posting di Kompasiana. 

Beginilah rasanya 11 tahun punya akun Kompasiana. Penuh liku-liku yang tak terduga. 

Kamu punya pengalaman menarik apa di Kompasiana?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun