Dari ATM ke IBM: Peta Perampokan Ide di Dunia Teknologi -- Saat Inovasi Cuma Repackaging yang Mahal
"Stay foolish, stay hungry," kata Steve Jobs. Ternyata, yang lapar jadi konsumen, yang bodoh jadi penggemar setia. Dari Xerox yang ide-idenya dicuri, Microsoft yang mencontek antarmuka, hingga Meta yang menjual ilusi dunia baru -- inilah perjalanan panjang inovasi yang sebenarnya cuma ATM: Amati, Tiru, Modifikasi. Siap tertawa pahit sambil sadar kalau kita sudah lama dibegoin?
Pendahuluan
"Stay foolish, stay hungry," kata Steve Jobs. Slogan ini terdengar seperti mantra sakti bagi generasi teknologi. Tapi kalau dibaca dengan logika ekosistem alam, maknanya jadi kocak sekaligus tragis: ikan yang lapar lebih mudah tertipu umpan, sementara mangsa yang bodoh adalah santapan favorit predator.
Jadi siapa yang benar-benar lapar dan bodoh? Konsumen. Dan siapa yang predatornya? Perusahaan teknologi yang pintar menjual ilusi.
Sejak era IBM dan Xerox hingga Apple dan Microsoft, inovasi di dunia teknologi ternyata bukan soal mencipta dari nol. Lebih sering tentang siapa yang paling cepat mengamati, meniru, memoles, lalu menjualnya kembali dengan harga premium. Dari ATM (Amati, Tiru, Modifikasi) hingga IBM (Inovasi Berbasis Modifikasi), inilah peta perampokan ide yang dibungkus seolah-olah terobosan brilian.
I. Sejarah Perampokan Inovasi
Mari kita mulai dari awal drama ini, saat dunia teknologi masih pakai celana pendek.
IBM & Xerox: Pencurian yang Jadi Legenda
Tahun 1979, Steve Jobs mengunjungi lab Xerox PARC. Di sana ia melihat sesuatu yang bakal mengubah dunia: GUI (Graphical User Interface), mouse, dan desktop metaphor. Tapi bukannya tepuk tangan dan bilang "hebat nih, Xerox!", Jobs pulang dengan wajah berseri---karena dapat ide gratis untuk dijual lebih mahal lewat Apple Lisa dan Macintosh.
Xerox? Mereka cuma dapat saham kecil di Apple. Selebihnya, mereka jadi catatan kaki di sejarah yang jarang dibaca.