Membeli yang tidak perlu.
Meng-upgrade gadget lama yang sebenarnya masih bagus.
Terjebak di ekosistem mereka, biar gampang dijual produk baru lagi.
Jadi, jangan salah: kadang kita merasa menjadi predator---mencari gadget baru untuk memuaskan diri---padahal sebenarnya kita mangsa yang dimangsa. Ikan lapar yang bodoh dalam kolam teknologi yang dipenuhi buaya pintar.
VI. Penutup Pahit-Manis
Jadi, apa yang bisa kita simpulkan dari perjalanan panjang ini? Dunia teknologi bukan sekadar soal inovasi atau terobosan brilian. Banyak yang terlihat "baru" dan "revolusioner" hanyalah versi repackaging mahal dari ide lama. Dari Xerox sampai Apple, Microsoft, hingga Tesla dan Meta, pola ATM (Amati, Tiru, Modifikasi) sudah menjadi rahasia umum. Lalu, perusahaan-perusahaan ini mengemasnya dengan marketing ciamik, hype, dan desain elegan---sehingga konsumen yang lapar dan bodoh tetap setia antre.
Kita tertawa pahit, sadar, tapi juga sedikit geli:
"Stay hungry, stay foolish" ternyata lebih cocok jadi slogan mangsa teknologi modern daripada mantra inovator sejati.
Kita bukan predator, tapi ikan lapar dan bodoh yang dengan senang hati menyerahkan uang, data, dan waktu untuk menghidupi ekosistem mereka.
Akhirnya, pesan satir ini sederhana:
Tetap haus belajar, tapi jangan sampai haus dikibulin.