CEO Xiaomi Lei Jun bahkan dijuluki "Steve Jobs dari China" karena gaya presentasi dan desain produknya sangat mirip Apple.
Business Insider menyebut Xiaomi kerap membuat produk yang terlihat seperti "Apple knockoff", terutama pada Mi Phone generasi awal.
The Verge menulis:
"Bahkan ikon aplikasi, desain UI, sampai kemasan Mi Phone terasa seperti iPhone versi alternatif."
Pada 2014, VP Xiaomi Hugo Barra mengakui bahwa beberapa desain terlalu mirip Apple dan harus "dihentikan" (theguardian.com).
b) Jual Murah dengan Spek Menggoda
Xiaomi berhasil memikat pasar karena harga gila-gilaan murah, bahkan sempat mendapat julukan "Apple of China dengan harga setengah" (bbc.com).
Model flagshipnya bisa dijual 30--50% lebih murah dari iPhone, tapi dengan spek yang tampaknya bersaing di atas kertas.
c) Upgrade Bertubi-tubi
Menurut Counterpoint Research, Xiaomi meluncurkan lebih dari 60 model smartphone pada tahun 2020 saja, termasuk sub-brand Redmi dan Poco (counterpointresearch.com).
Di tahun-tahun berikutnya, Xiaomi tetap mempertahankan kebiasaan meluncurkan banyak model hanya selisih sedikit di fitur atau ukuran baterai---membuat pengguna terus merasa FOMO (Fear of Missing Out).
Xiaomi itu seperti fotokopi iPhone yang dikasih diskon Black Friday seumur hidup. Dari Mi pertama sampai sekarang, nuansa 'Apple rasa Indomie' nggak hilang. Tapi fansnya tetap setia karena tiap tiga bulan selalu ada seri baru yang bikin mikir: 'Lah, baru beli kemarin kok udah ada yang lebih murah dan speknya naik?' Dan Xiaomi cuma nyengir sambil bilang: 'Upgrade terus, jangan pindah hati ya~' "
9. SONY