C. Metode Eksplorasi: Kualitatif-Metaforis, Reflektif-Analitis
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif-metaforis yang berpadu dengan model reflektif-analitis dalam mengeksplorasi fenomena perselingkuhan sebagai pengalaman manusiawi yang kompleks, berlapis, dan sering kali ambigu secara moral maupun emosional. Metode ini dipilih karena fenomena yang diteliti tidak dapat direduksi ke dalam angka, statistik, atau logika biner, tetapi menuntut pemahaman atas makna, emosi, konteks, dan kesadaran yang bersifat subjektif sekaligus kolektif.
1. Kualitatif-Metaforis
-
Metode ini meminjam kekuatan narasi, metafora, dan pendekatan fenomenologis untuk menggali lapisan-lapisan terdalam dari pengalaman perselingkuhan---dari dorongan biologis hingga kegetiran eksistensial.
Metafora "flu emosional" digunakan sebagai kerangka heuristik yang membumikan pemahaman atas kerentanan manusia terhadap godaan, pengkhianatan, dan pencarian makna dalam relasi.
Data reflektif dikumpulkan melalui studi literatur, catatan kasus terapeutik (sekunder), serta diskursus-diskursus sosiokultural yang berkembang dalam ruang digital dan kehidupan sehari-hari.
2. Reflektif-Analitis
Pendekatan reflektif digunakan untuk membaca dinamika batin, kesadaran moral, dan kompleksitas psikososial yang melatarbelakangi tindakan selingkuh atau godaan untuk selingkuh.
Analisis dilakukan secara non-linear, dengan menyusun 13 lapisan perselingkuhan sebagai kerangka tematik yang saling bertaut, guna menghindari pendekatan reduktif atau moralistik semata.
Setiap lapisan dianalisis berdasarkan integrasi lintas ilmu: biologi-evolusioner, psikologi perkembangan, neurosains, filsafat moral, sosiologi budaya, hingga spiritualitas kontemporer.
3. Alasan Pemilihan Metode