Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Setiap Orang Rentan Selingkuh dan Diselingkuhi

21 Juli 2025   12:37 Diperbarui: 21 Juli 2025   17:26 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sering kali individu membawa rasa bersalah mendalam hanya karena merasa tertarik pada orang lain, atau karena berbagi cerita dengan seseorang yang bukan pasangannya. Padahal, tidak semua bentuk keterhubungan emosional adalah pengkhianatan.

Model spektrum ini mengajak kita mengakui ruang-ruang abu-abu itu. Bukan untuk membenarkan, tapi untuk memahami. Bahwa kesadaran moral, tekanan batin, dan keterbatasan emosi manusia tidak selalu sejalan dengan standar etika yang kaku.

Dengan memahami lapisan demi lapisan, kita bisa mengembangkan empati berbasis refleksi. Kita tidak lagi bertanya "Apakah ini perselingkuhan?", tetapi "Apa yang sedang terjadi dalam sistem relasi ini?", "Apa yang dibutuhkan agar tidak melangkah lebih jauh?", dan "Bagaimana kita menyembuhkan luka sebelum membusuk?"

Model 13 lapisan ini bukan hanya alat kategorisasi, tapi peta kesadaran. Ia membawa harapan bahwa relasi---meski diguncang badai perselingkuhan---masih bisa dikenali, dirawat, dan dipulihkan. Tapi itu hanya mungkin jika kita berhenti melihat perselingkuhan sebagai dosa absolut, dan mulai melihatnya sebagai sinyal sistemik yang perlu ditafsirkan secara jujur dan manusiawi.

V. 13 Lapisan Perselingkuhan: Spektrum Kompleksitas dalam Dimensi Multilapis

Fenomena perselingkuhan, selama ini sering dipahami secara simplistis sebagai pelanggaran moral atau bukti gagalnya komitmen, sejatinya memiliki struktur yang jauh lebih kompleks dan berlapis-lapis. Ia bukan sekadar "tindakan salah", tetapi sebuah fenomena multidimensional yang menyingkap simpul-simpul tersembunyi dalam sistem biologis, psiko-emosional, sosial, hingga spiritual manusia. Oleh karena itu, model dikotomis yang selama ini mendominasi wacana publik---antara setia atau tidak, pelaku atau korban, benar atau salah---terbukti tidak cukup memadai untuk menjelaskan fenomena ini secara komprehensif.

Bagian ini mengajukan kerangka spektral yang merepresentasikan kompleksitas perselingkuhan dalam 13 lapisan, mulai dari lapisan biologis hingga dimensi eksistensial terdalam. Tiap lapisan bukan hanya bersifat tumpang tindih, tetapi juga saling memperkuat dan memperlemah satu sama lain dalam dinamika sistem relasional manusia. Dengan pendekatan ini, kita berupaya untuk:

  1. Menjabarkan 13 lapisan yang saling berkelindan dalam membentuk spektrum perselingkuhan.

  2. Menunjukkan bahwa perselingkuhan bukanlah peristiwa tunggal, melainkan produk dari interaksi antar sistem.

  3. Menyajikan pendekatan kontinum yang lebih inklusif, reflektif, dan manusiawi terhadap fenomena ini.

A. Lapisan 1: Biologis

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun