Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Setiap Orang Rentan Selingkuh dan Diselingkuhi

21 Juli 2025   12:37 Diperbarui: 21 Juli 2025   17:26 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

IV. 13 Lapisan Perselingkuhan: Dari Tatapan Hingga Penghancuran Relasi

A. Spektrum Perilaku dan Kesadaran

Perselingkuhan, dalam realitas yang lebih dalam dari sekadar tubuh yang menyimpang, kerap dimulai dengan bisikan sunyi di sudut batin---sebuah rasa asing yang tumbuh perlahan. Bukan pada momen tubuh bersentuhan, tetapi pada saat tatapan tak sengaja berubah menjadi tumpuan harapan. Maka, gagasan bahwa perselingkuhan adalah sesuatu yang hitam-putih---antara setia atau tidak---tidak cukup untuk menjelaskan kompleksitasnya.

Kita perlu berpindah dari logika dikotomis menuju pemahaman yang lebih spektral---kontinum perilaku dan kesadaran. Di dalamnya terdapat lapisan-lapisan, seperti infeksi bertahap dalam tubuh: dari mikro-gejala yang nyaris tak terasa, hingga krisis sistemik yang merobohkan seluruh struktur kepercayaan.

Berikut adalah 13 lapisan spektrum perselingkuhan---sebuah perjalanan eksistensial dari sekilas tatapan hingga kehancuran relasi:

Lapisan 1: Ketertarikan Sekilas (Fleeting Attraction)
Sekejap rasa kagum pada orang lain. Ringan, wajar, bahkan manusiawi. Tapi di sinilah benih ditanam---jika dibiarkan tumbuh dalam diam, ia bisa berakar.

Lapisan 2: Tatapan yang Berulang dan Bernada Emosional
Tatapan bukan lagi refleks, tapi pilihan. Ada magnet emosi di dalamnya. Kadang tak sadar, kadang pura-pura tak sadar. Tapi jiwalah yang lebih dulu tertarik.

Lapisan 3: Imajinasi dan Fantasi Emosional/Seksual
Di ruang privat pikiran, kisah-kisah alternatif dimulai. Tanpa perlu tubuh berpindah tempat, energi batin sudah melompat pagar relasi.

Lapisan 4: Interaksi Akrab Berkedok Netral
Semuanya tampak biasa di permukaan. Tapi intensitas, frekuensi, dan keterlibatan emosional mengalir jauh melebihi norma interaksi profesional atau sosial.

Lapisan 5: Intimasi Emosional Tertutup
Saat seseorang yang bukan pasangan menjadi sandaran utama emosi, pasangan resmi perlahan kehilangan posisinya sebagai poros relasi.

Lapisan 6: Flirting Sadar
Gurauan menjadi senjata. Kalimat-kalimat manis bukan hanya basa-basi, tapi penuh intensi. Nafsu bersembunyi di balik tawa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun