Level interaksi merujuk pada jumlah aktor atau node yang terlibat secara simultan dalam suatu pola interaksi. Dalam konteks ini, aktor-aktor utama terdiri dari enam negara: Amerika Serikat (AS), Republik Rakyat Tiongkok (RRC), India, Rusia, Indonesia, dan Turki. Level 2 berarti dua negara berinteraksi secara bilateral, sedangkan level 3 hingga 6 menunjukkan interaksi multipolar yang lebih kompleks. Semakin tinggi level interaksi, semakin besar pula kemungkinan terjadinya dinamika emergen yang tidak dapat dijelaskan hanya dari perilaku masing-masing aktor secara terpisah.
2. Pola Interaksi
Pola interaksi mengacu pada susunan atau bentuk relasi antara para aktor. Terdapat dua pola utama:
Kombinasi, di mana relasi dipandang sebagai koalisi setara tanpa memperhatikan urutan dominasi atau inisiator.
Permutasi, di mana urutan dan arah relasi menjadi penting, menandai dominasi, subordinasi, atau pengaruh inisiasi.
Dalam studi ini, digunakan pola kombinasi untuk menyederhanakan kompleksitas dan menekankan keterkaitan horizontal di antara kekuatan global dan semi-global.
3. Probabilitas Interaksi
Probabilitas interaksi menggambarkan sejauh mana dua atau lebih aktor berpotensi berinteraksi secara aktif dalam isu Palestina, baik melalui diplomasi, ekonomi, militer, maupun opini publik global. Probabilitas ini ditentukan oleh kedekatan ideologis, intensitas relasi sebelumnya, posisi historis, serta dinamika geopolitik kontemporer. Nilai probabilitas dapat dikategorikan dalam skala rendah, sedang, hingga tinggi.
4. Bobot Interaksi
Bobot interaksi menunjukkan arah dan kekuatan pengaruh dari sebuah interaksi terhadap masa depan Palestina. Bobot ini dapat bernilai negatif (kontra-produktif terhadap kedaulatan dan keadilan Palestina), netral, atau positif (konstruktif terhadap aspirasi Palestina). Nilai bobot berkisar dari -2 (sangat merugikan) hingga +2 (sangat mendukung). Bobot bukan sekadar soal niat politik, tetapi juga mempertimbangkan kapasitas implementasi dan keberlanjutan dukungan.
5. Stabilitas Interaksi
Stabilitas interaksi mengacu pada seberapa konsisten dan tahan lama pola interaksi antarpihak. Suatu interaksi dapat bernilai tinggi dalam bobot tetapi rendah dalam stabilitas bila hanya bersifat responsif, simbolik, atau temporer. Sebaliknya, interaksi yang stabil akan terus berulang dalam bentuk yang dapat diprediksi, bahkan ketika dunia mengalami turbulensi besar. Stabilitas merupakan indikator penting dalam menilai kemungkinan transformasi jangka panjang bagi Palestina.