Deskripsi:
Konflik Palestina terus berlanjut dalam pola spiral---tenang sesaat, lalu meledak kembali. AS tetap memihak Israel secara strategis, RRC dan India fokus pada proyek ekonomi kawasan (BRI, Indo-Pasifik), sementara Rusia terdistraksi oleh krisis internal dan perang lainnya. Indonesia dan Turki tetap vokal, namun minim efek sistemik.
Ciri-ciri CAS:
Probabilitas interaksi tinggi, namun bobotnya rendah untuk perubahan signifikan.
Stabilitas interaksi tinggi justru menjadi penghambat perubahan karena sistem telah menemukan "equilibrium disfungsional".
Aktor besar tidak melihat konflik Palestina sebagai variabel krusial dalam stabilitas global, sehingga perubahan menjadi stagnan.
Konsekuensi:
Palestina terus mengalami krisis kemanusiaan, delegitimasi internal, dan erosi harapan kolektif.
Isu Palestina makin terpinggirkan oleh isu Ukraina, Taiwan, atau perubahan iklim.
2. Skenario Skala Menengah: Solusi Kompromistis (Two-State Lite)
Deskripsi:
Terjadi pergeseran posisi sebagian aktor besar akibat tekanan publik, krisis legitimasi moral, atau kejenuhan diplomatik. RRC, Rusia, dan Turki mulai mendukung mediasi alternatif. AS mulai membuka ruang kompromi, sementara Indonesia memperkuat legitimasi multilateralisme di Asia.
Ciri-ciri CAS: