Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Politik

Prediksi Masa Depan Palestina dalam Dinamika Geopolitik Multipolar

2 Juni 2025   14:53 Diperbarui: 2 Juni 2025   14:53 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alih-alih bergerak menuju keteraturan, tatanan global kini mengarah ke entropi geopolitik---situasi di mana: Alianasi berubah dengan cepat, Kepentingan nasional bersifat cair dan temporer, Konflik lokal memicu resonansi global dalam hitungan jam.

Dalam kerangka CAS, ini bukan anomali, melainkan karakteristik sistem itu sendiri. Masa depan Palestina, dalam lanskap seperti ini, tidak bisa dikunci dalam satu skenario tunggal, melainkan dalam sekumpulan kemungkinan---dari yang paling pesimistis hingga yang paling transformatif.

2. Potensi Bifurkasi Historis

Ada kemungkinan bahwa dunia sedang mendekati titik bifurkasi---momen kritis di mana sistem "memilih" satu dari banyak jalur evolusi. Dalam konteks Palestina, bifurkasi ini bisa terjadi jika: Terjadi lonjakan kekerasan luar biasa yang memaksa dunia bereaksi kolektif, Muncul pergeseran internal besar di salah satu negara kunci (misalnya perubahan rezim atau orientasi kebijakan luar negeri AS atau India), Teknologi informasi menciptakan moral turning point global seperti kasus George Floyd yang viral, namun dalam konteks Gaza atau Tepi Barat.

Bifurkasi semacam ini seringkali lahir bukan dari perencanaan, tetapi dari ketegangan akumulatif dan pemicu kecil yang melejitkan perubahan besar, seperti efek kupu-kupu dalam sistem kompleks.

3. Antara Apokalips dan Kebangkitan

Dalam horizon ekstrem, kita dihadapkan pada dua kutub imajinasi:

Apokalips geopolitik: Palestina menjadi simbol kehancuran moral dunia, ketidakmampuan hukum internasional, dan puncak dari ketimpangan global. Dalam skenario ini, konflik meluas, menciptakan radikalisasi, perang regional, bahkan eksodus manusia dalam skala besar.
Kebangkitan etika global: Palestina menjadi titik balik kesadaran dunia tentang urgensi keadilan, solidaritas, dan humanisme. Dalam skenario ini, perubahan datang bukan dari kekuatan militer, tetapi dari kombinasi tekanan moral global, gerakan masyarakat sipil, dan reposisi aktor-aktor kunci dalam sistem multipolar.
Kedua skenario ini bukan keniscayaan, tetapi kemungkinan adaptif yang muncul dari konfigurasi interaksi antar-aktor dan respon terhadap tekanan sistemik.

4. Posisi Manusia dalam Sistem yang Tidak Dapat Dikendalikan

CAS mengingatkan kita bahwa kita adalah bagian dari sistem yang kita coba pahami. Kita bukan sekadar pengamat, melainkan partisipan---baik sebagai penulis, pembaca, diplomat, aktivis, pemimpin, atau warga dunia biasa.

Masa depan Palestina mencerminkan dilema yang lebih besar: apakah umat manusia mampu mengelola kompleksitas yang diciptakannya sendiri, atau akan tenggelam dalam konflik dan kebutaan historis yang berulang?

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun