Pencarian kopling non-gravitasi melalui eksperimen seperti LUX-ZEPLIN atau observasi efek dinamik dalam galaksi kerdil. Â
3. CP Violation dalam Akselerator: Â
Pengukuran presisi fase CP dalam peluruhan B-meson di LHCb untuk menguji mekanisme "titik tumpu" asimetri.
Dengan memetakan analogi tuas ke persamaan fundamental fisika modern (Friedmann, Einstein, Lagrangian QFT), kerangka teoritis menjadi rigor. Keseimbangan kosmik adalah manifestasi dinamis dari interaksi komponen energi dengan persamaan keadaan berbeda, diatur oleh hukum simetri dan asimetri dalam ruang-waktu yang melengkung.]
BAB 5. Implikasi Teoritis dan Prediksi Eksperimen
1. Konsekuensi pada Evolusi Semesta dan Struktur Kosmik
a. Evolusi Semesta dalam Konteks Keseimbangan Dinamis
Pendekatan mekanisme tuas menunjukkan bahwa keseimbangan kosmik bukanlah hasil simetri statis, tetapi merupakan harmoni dinamis yang muncul dari interaksi antara asimetri lokal dan keseimbangan global. Dengan demikian, evolusi semesta tidak didorong oleh kesetimbangan statis, melainkan oleh dynamics interaksi asimetris yang saling mengimbangi.
Dalam konteks dark energy dan dark matter, mekanisme tuas menunjukkan bahwa percepatan ekspansi semesta saat ini adalah hasil dari kompensasi volume ruang-waktu, di mana dark matter mengatur struktur lokal, sementara dark energy mengatur ekspansi global. Implikasi teoritisnya adalah:
Dark matter membentuk jaring kosmik (cosmic web) yang menghubungkan galaksi dan kluster galaksi melalui gravitasi lokal.
Dark energy mempercepat ekspansi ruang-waktu pada skala kosmik, yang menyebabkan void (kekosongan kosmik) semakin meluas.