"Lalu?" Tomas balik bertanya pada Putra.
"Tenang saja, pak. Istri anda tidak bersalah. Menurut rekaman CCTV yang diberikan Bapak Edo, wanita itu yang lebih dulu memukul Ibu Rita. Jadi kami mengklasifikasikan kasus ini sebagai perkelahian semata. Kami sudah selesai memprosesnya." jawab Putra.
Tomas memeluk Rita sekali lagi. "Lalu setelah ini bagaimana?"
"Kalian dapat pulang. Berhati-hatilah Ibu Rita. Jaga emosi anda." kata Putra.
Setelah berterima kasih pada Edo dan Putra, Tomas mengajak Rita untuk pulang. Mereka berjalan melewati Dina didampingi suaminya sedang mengotot pada seorang petugas polisi. Samar-samar mereka berdua mendengar teriakannya.
"Bapak tidak lihat hidung saya? Ini tindakan penganiayaan!" kata Dina sambil menunjuk hidungnya yang ditutup perban dan masih mengeluarkan darah.
"Tapi ibu yang menyerang dia dulu." jawab sang petugas.
"Tapi dia telah menistakan agama saya!" Dina tak mau kalah.
"Ibu, tenang. Menurut barang bukti dan saksi yang ada, kesalahan pertama dilakukan oleh ibu. Beruntung ia tidak menuntut ibu balik dengan pasal perbuatan tidak menyenangkan." kata petugas tersebut.
Dina langsung terdiam. Ia melirik ke arah luar jendela ruangan. Terlihat Rita dan Tomas sedang berjalan. Mereka saling menatap selama beberapa detik. Terlihat aura kemarahan terpancar dari wajah Dina. Hingga akhirnya Tomas mengajak Rita untuk keluar dari kantor polisi tersebut.
---