"Persetan dengan mereka. Untuk apa aku peduli?"
"Kau tidak bisa seenaknya seperti itu. Aku di sini untuk melindungimu. Tolong jangan persulit aku." kata Rita.
"Aku tidak. Memang mungkin kau saja yang tidak becus mengurus diriku." kata Ari sambil menatap mata Rita. Ia sudah kepalang kecewa dengan Melani. Ari jadi melampiaskan semuanya kepada Rita. "Ya. Kau hanya melarangku ini itu. Kau tidak memberikanku pilihan. Kau tidak mau tahu perasaanku yang sebenarnya!"
Rita terpojok.
"Itu sebabnya kau tidak bisa punya anak. Kau takkan bisa mengurusnya." ucap Ari.
Perkataan Ari ibarat pisau yang langsung menusuk hati Rita. Ia tak terima. Tanpa sadar ia mengayunkan tangannya ke arah wajah Ari. Rita menampar Ari dengan cukup keras.
Tomas yang berdiri di belakang Rita terkejut. Ia tak dapat mengendalikan emosi istrinya. Tomas melirik wajah Ari. Air mukanya masam. Ia terlihat sangat marah sekarang.
Tanpa pikir panjang lagi, Ari langsung meringsek pergi dari rumah. Rita sendiri syok. Ia menyesal telah menampar Ari. Beban pikiran Rita bertambah kacau. Ia hanya ingin melindungi Ari dari orang-orang Artapuri. Namun mengapa ia malah membuatnya keruh?
Melihat istrinya bersedih, Tomas berusaha memeluknya dari belakang. Namun Rita menolak. Ia mendorong tubuh suaminya ke belakang lalu pergi menuju dapur. Tomas hanya diam tanpa bisa berbuat apa-apa.
---