Mohon tunggu...
Ali Musri Syam
Ali Musri Syam Mohon Tunggu... Sekretaris - Belajar Menulis

Pekerja, menyukai sastra khususnya puisi, olahraga khususnya sepakbola, sosial politik. Karena Menulis adalah cara paripurna mengeja zaman, menulis adalah jalan setapak menjejalkan dan menjejakkan kaki dalam rautan sejarah, menulis menisbahkan diri bagi peradaban dan keberadaban. (Bulukumba, Makassar, Balikpapan, Penajam Paser Utara) https://www.facebook.com/alimusrisyam https://www.instagram.com/alimusrisyam/

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Perempuan Sunyi

24 November 2020   12:30 Diperbarui: 24 November 2020   12:37 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perempuan Sunyi

Kau menjemput pagi
Seumpama kekasih
Kabut mengendap - endap
Cukup tebal mengasap

Awan menggantung di langit-langit
laksana wajah - wajah letih
Kau masih asyik menenun kerudung putih
Menjelma bidadari

Surya lembut memancarkan sinar
Pagi menyampaikan kabar
Semburatnya hangat
Meneduhkan wajahmu lamat-lamat

Sebelum hari ini
Matahari telah memanggil hening
Di leburkannya cahaya-cahaya
Menyatu di kesunyian

Waktu terus beranjak
Gumpalan awan mendadak hitam pekat
Serupa moncong cerobong pabrik-pabrik tua
Warisan penjajah

Kakimu tetap berjalan
Menyusuri setapak dan lorong-lorong
Sepasang sepatu Kau kenakan
Menemani tanpa sedikit pun keluhan

Sepanjang jalan ramai
Ia tetap sepi
Tak hirau sekeliling
Pandangannya tajam kedepan menyiasati

Kau perempuan pagi
Kukenal dan Kuakrabi
Setia pada hening dan sunyi
dan Aku hanya bisa mengagumi

Penajam Paser Utara, 24 November 2020
Ali Musri Syam Puang Antong

* Puisi Sebelumnya: Perjalanan Pilu Peluk Puri https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/5fbb2c438ede4802a571b622/perjalanan-pilu-peluk-puri

* Puisi Pilihan Lainnya: Lelaki di Atas Pusara Ayahnya https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/5faddbed8ede487ace064942/lelaki-di-atas-pusara-ayahnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun