Simak syair kecil tentang Flamboyan dan Evergreen di bukit Mageria.
Dalam keheningan doa kita bersua
Luka berdarah terlihat jelas Tapi, bagaimana dengan luka tanpa darah?
puisi tentang pengalaman malam di titik nol
Tenangkan saja dirimu di sini. Semua akan berlalu.
Rumah yang selalu memanggil pulang, tempat untuk tinggal..
Suasana hidup selalu berubah-ubah. Tenang, hening, sepi. Lalu, badai datang mengempas
Di mana pun tempatnya Kapan pun waktunya Selalu ada ruang untuk berdoa
Pada puncak gunung yang mempesona. Lembah berselimutkan awan putih berkilau
Malam-malam kau datang Dalam hening dan gelap Terang hanya lewat senyumu
Cerah langit membiru, dibalik dedaunan hijau batang aru. Awan bersusun bagaikan embun pagi yang teratur.
Segala angan dalam hari-hariku adalah selalu ingin menikmati dan melalui etapi waktu didalamnya adalah Kamu sang kekasih
Kita adalah beragam pribadi dalam satu tubuh yang fana, kadang bercengkrama akrab laksana kawan, nikmati saja, dengan itu kita berkelana di dunia
Hidup tak terbatas pada daya tangkap panca indera Menembus alam tak terlihat dengan mata batin
Saat malam tiba, terasa hening menyapa dan suasana menjadi asing
Bila sepi melanda di waktu pagi, alam semesta terasa hampa meski mentari ikut bersama
Sukacita dalam Kehampaankarya : Sim Chung WeiDalam hampa, tersembunyai kebahagiaanseperti zambrut dalam hutan sunyibersinar tertutup dedaunanmemancark
Teridam dalam hening seolah kosong dalam seruan namun jangan salah goresan tinta berbentuk puisi mengartikannya
Jenuh menulis? Temukan makna di balik 'diam'! 🤫🖋️
Gabriel menyadari bahwa di balik ujian dan kesulitan, selalu ada pelajaran bijak yang dapat dipetik.