Sepertinya, mencintaimu tak akan pernah tuntas? dan waktu tak hanya selesai di sini, begitukah?
Waktu membuatku terbaring. Pikiran pikiran ini seperti sedang menjaring semua partikel yang menempel dalam peristiwa peristiwa
"Aku meminta yang kecil saja, beri aku waktu menemukanmu dalam perjalanan ini, di selembar daun ini" titik.
Dan malam adalah hiasan yang lembut. Menghias pikiran dan mimpi. Membekukan imaji imaji kesibukan yang penat.
Tak semua orang di lema oleh cobaan yang sama tapi sama pedihnya
Menyia-nyiakan waktu hingga ajal menjelang dengan penyesalan
“Waktu ibarat pedang, jika engkau tidak menebasnya maka ialah yang akan menebasmu"
Puisi tentang ibu, wanita terhebat dan terkuat dalam hidup seseorang.
Akan selalu hadir keajaiban bagi orang yang selalu berusaha, ikhtiar dan optimis.
Isyarat alam pada transisi waktu antara siang dan malam menghadirkan suasana batin penuh makna
Mimpi bulan Juli itu masih sangat membekas di ingatan.
Banyak orang berkata, hidup ini seperti roller coaster yang tidak pasti. Tetapi,titik terendah bukanlah tempat kamu untuk menyerah!
doa adalah pangkal segala harapan apakah itu dikabulkan atau tidak. namun tugas kita cukup hanya berdoa dan berdoa saja
Puisi pertama dari enam rincian judul puisi tentang Rencana Merinci Jangan Ditiru Jangan Meniru, khususnya Jangan Ditiru yang Suka Meniru-Niru.
Televisi kepalsuan, apakah kau sudah pernah mendengar nya?
Kenapa kita harus tenggelam dalam romansa masa lalu dan menghabisan waktu untuk memikirkan masa depan.
Senja yang membatasi dua pertemuan waktu, dalam sangsi dan pengharapan.
"Baris baris uban di kepala mematuk matuk setiap waktu. Berbisik bisik memberi tanda"
Puisi tentang gelisah. Kepala mencair isi kota. tapak tapak kaki yang berlari. berdebu.
Manusia datang.. Manusia pergi.. Teman, pasangan, relasi Dan semua hubungan