Bagi sebagian orang, nongkrong di toko buku bahkan bisa jadi alternatif "healing" yang sederhana namun menyenangkan. Healing yang tidak perlu tiket pesawat, tidak butuh pantai berpasir putih, atau villa dengan infinity pool. Cukup masuk toko buku, jalan pelan di antara rak, hirup aroma kertas baru, lalu duduk sebentar di pojokan. Rasanya hati bisa adem, pikiran jadi rileks.
Fenomena ini sebenarnya menarik. Di tengah dunia yang makin digital---semua serba e-book, audiobook, sampai konten singkat di TikTok---nyatanya toko buku tetap punya daya tarik tersendiri. Orang masih datang bukan hanya untuk belanja, tapi juga untuk nongkrong. Ya, nongkrong versi literer, nongkrong yang bikin otak segar, bukan sekadar dompet kering.
Healing Paling Sunyi
Coba bayangkan, saat kita masuk toko buku, atmosfernya hampir selalu sama: tenang. Tidak ada suara musik yang membisingkan telinga. Tidak ada obrolan random orang yang bikin gagal fokus. Yang terdengar biasanya hanya bunyi langkah kaki pelan, atau suara halaman dibalik. Healing model begini mungkin tampak sederhana, tapi justru di situlah letak magisnya.
Banyak orang bilang, aroma toko buku itu bikin nagih. Campuran antara kertas, tinta, dan pendingin ruangan. Seolah ada terapi aromaterapi khusus bagi pencinta literasi. Bahkan menurut beberapa penelitian, bau kertas bisa memicu rasa nostalgia, yang otomatis menenangkan pikiran. Jadi, masuk toko buku bukan hanya soal cari bacaan, tapi juga cari ketenangan batin.
Toko Besar dan Daya Tariknya
Siapa yang tak kenal Gramedia? Hampir di setiap kota besar, ia jadi ikon. Lengkap, terang, nyaman, dan biasanya dilengkapi kursi baca atau area khusus untuk acara launching buku. Banyak orang menjadikannya tempat nongkrong favorit, apalagi kalau kebetulan ada diskon besar-besaran.
Tak kalah menarik, ada toko buku impor seperti Periplus atau Kinokuniya. Koleksinya bikin ngiler: mulai dari majalah internasional, buku-buku seni, sampai edisi spesial yang jarang ditemui. Meski harganya kadang bikin dompet merintih, nongkrong sebentar di sana tetap memberi sensasi "jalan-jalan ke luar negeri" tanpa perlu paspor.
Toko buku besar ini memang nyaman untuk healing. Tapi kadang terasa terlalu luas dan agak "formal". Kita bisa betah, tapi tidak selalu merasa intim.
Daya Pikat Toko Buku Independen