Di tepi sawah dulu kita berlari bebas,
tertawa tanpa beban, seolah dunia begitu luas.
Kini jejakmu hilang, terbawa arus keras,
tuntutan hidup menyeretmu ke jalan terpisah,
menyisakan aku bersama kenangan yang tak lekas punah.
Waktu berjalan tanpa memberi jeda,
kita terpisah oleh kota dan cita-cita.
Suaramu kini hanya gema dalam ingatan lama,
sedang aku masih menunggu di serambi senja,
menyulam rindu dalam tenunan doa.
Kerasnya kehidupan membuat jarak semakin jauh,
masa depan memaksa kita menempuh arah yang tak utuh.
Tetapi hatiku tetap menyimpan pelabuhan teduh,
untuk persahabatan yang pernah kita rajut penuh,
takkan luntur meski jarak begitu angkuh.
Andai masa tua nanti mempertemukan kita kembali,
aku ingin kita duduk bersama di beranda sepi.
Mengenang canda kecil yang tak pernah mati,
menertawakan hidup dengan hati yang murni,
dan merayakan persahabatan abadi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI