Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bukan Salahmu

24 Agustus 2017   06:12 Diperbarui: 24 Agustus 2017   12:13 1222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Suara Rein bagus. Permainan pianonya juga," pujinya tulus. Ia berlutut untuk menyamakan posisi tubuhnya dengan Reinhart.

"Dari mana Rein belajar lagu itu?"

"Rein pernah dengar Mami sama Papi nyanyiin lagu itu. Sebelum Mami pergi."

Pastilah tak mudah bagi Reinhart untuk mengingatnya kembali. Kenangan buruk itu tak mungkin terlupakan.

"Rein kangen Mami?"

"Kangen banget. Mami udah lama pergi. Kenapa Mami harus pisah sama Papi? Apa karena Rein?"

Bayangan kesedihan menutupi wajah Reinhart. Reinhart yang tampan, pintar, dan baik. Ia lebih cocok menjadi anak Tuan Calvin.

Tak bisa melihat Reinhart bersedih, Tuan Calvin memeluknya. Membawa anak itu dalam rengkuhan hangatnya. Reinhart serasa menemukan kebahagiaan dan harapan baru. Dalam pelukan Tuan Calvin, ia tenang. Inilah yang dirindukannya: pelukan seorang ayah. Kasih sayang yang tulus dan utuh dari sosok ayah.

"Bukan salah Rein." kata Tuan Calvin lembut.

"Papi sama Mami harus pisah karena alsan lain. Yang jelas bukan karena Rein."

"Tapi kenapa harus pisah? Kenapa Mami nggak pernah datang buat Rein? Mami benci ya, sama Rein?" tanya Reinhart putus asa.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun