Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bukan Salahmu

24 Agustus 2017   06:12 Diperbarui: 24 Agustus 2017   12:13 1222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Mami sayang sekali sama Rein. Itu pasti, Sayang. Mungkin Mami belum sempat ketemu Rein lagi. Kalau sudah saatnya, Rein pasti bisa ketemu Mami lagi."

Walau tak begitu mengenal Marla, Tuan Calvin percaya Marla wanita yang baik. Ia tak mungkin menyia-nyiakan Reinhart.

"Rein selalu berdoa buat Mami, kan?"

"Selalu..."

"Good boy,"

Tuan Calvin selalu ada. Hidupnya dihabiskan dengan kebaikan, altruistik, dan penuh kasih. Reinhart dapat merasakan tulusnya cinta kasih dari hati yang baik. Bagi Reinhart, Tuan Calvin adalah Papi keduanya.


"Om Calvin itu Papi kedua dalam hidup Rein..." ungkapnya, jujur dan tulus.

**     

Dampak fatal dari kasus perceraian adalah rusaknya psikologis anak. Perpisahan akan melukai hati anak-anak. Anak yang polos dan innocent, dipaksa menyaksikan perpisahan dan kesedihan. Semua kembali ke diri kita sendiri. Lebih mengutamakan ego atau perasaan buah hati?

Salam,

Hanya sekedar berbagi

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun