Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

The Broken Wings of Angel ~ The Wedding #Part 26

28 November 2015   00:05 Diperbarui: 1 Desember 2015   21:49 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mela beranjak ke sofa dan duduk di sana, sementara Daren menerima telepon. Mela memperhatikan raut Nicky yang sepertinya tidak terlalu konsentrasi dengan file yang sedang di bacanya, berkali-kali Nicky terlihat mengedikan kepalanya seperti sedang menepis sesuatu. Mela lalu berdiri dan menghampirinya, berhenti tepat di hadapannya, memungut file yang di pegang Nicky. Terus terang Nicky sedikit terkejut dengan ulah Mela,

"Ada apa Nicky, jika ada masalah serius kau bisa bicarakan dengan kami!" tanya Mela, Nicky diam tak menjawab dalam posisi semula. Daren melirik bergantian antara Nicky dan Mela, lalu ia menurunkan telepon di telinganya. Ikut menunggu apakah Nicky akan membuka suara untuk mengungkapkan kegalauan hatinya!

Nicky menurunkan tangannya seraya menghembuskan nafas panjang, "hanya masalah pribadi, aku rasa....belum saatnya cerita, atau bahkan....tak perlu!"

"Setidaknya kami bisa memberikan saran!" tawar Mela, Nicky tersenyum hambar, "aku datang hanya untuk menandatangani berkas-berkas itu bukan untuk curhat!" katanya membalikan tubuh dan memungut file lain, membukanya. Mela melirik Daren yang juga hanya memberi bahasa mata.

* * *

Liana mondar-mandir pelan di dalam kamar, ia ingin menanyakan bagaimana kabar Nino tapi takut Nicky akan marah-marah saat ia telepon. Jujur ia cukup khawatir, apalagi setelah sering menggendong anak itu tumbuh rasa sayang di hatinya terhadap anak itu.


Ia berjalan ke jendela dan menatap keluar, rasanya hidupnya tak pernah bisa tenang. Sejak kecil ia sudah mendapatkan tekanan batin dari Romonya sendiri, setelah ibundanya meninggal, eyangnya juga meninggal, ia benar-benar tak punya sandaran hidup. Apalagi setelah Romonya menikah lagi, hidupnya sudah seperti neraka saja. Samar-samar muncul bayangan masa kecilnya yang penuh kepahitan, tapi ia masih bisa tertawa karena Rizal, ia bertahan karena Rizal terus memberinya semangat, ya, ia ingat itu.

Meskipun akhirnya Rizal membuatnya menjadi gelandangan di ibukota, menjadi pencopet, tapi Rizal tak pernah memaksanya melakukan itu. Justru Rizal pernah memintanya untuk berhenti mencopet tapi ia belum bisa melakukan itu karena ia punya tanggungan lima anak kecil yang harus meneruskan sekolahnya. Bagaimanapun, Rizallah yang mengajarinya menjadi kuat, mengajarinya bahwa hidup itu memang keras, tanpa Rizal, mungkin ia tidak akan bertahan hingga saat ini. Terutama dengan apa yang tersisa dari perbuatan Rey, mungkin ia sudah mengakhiri hidupnya sendiri.

Ia tahu, mungkin cinta yang Rizal miliki untuk dirinya benar suci, pria itu tak pernah memaksakan perasaannya seperti yang Rey lakukan. Justru cukup menghargai perasaannya terhadap Nicky.

Seandainya cinta seperti itu ada di hati Nicky untuk dirinya, ia pasti akan menjadi wanita yang paling bahagia di dunia. Tapi kenyataannya, mungkin bahkan Nicky tak pernah benar mencintainya.

Sedang asyik memikirkan itu semua, pintu kamarnya terbuka, iapun segera menoleh refleks. Nicky muncul dan menutup pintunya, diam menatapnya tajam. Liana kembali merasakan kengerian di sorot mata itu, perlahan hal itu membuat tubuhnya gemetar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun