Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

The Broken Wings of Angel ~ The Wedding #Part 26

28 November 2015   00:05 Diperbarui: 1 Desember 2015   21:49 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Liana hampir tak mampu menguasai diri, tapi ia sudah bertekad untuk bisa kuat. Ia menyeka airmatanya yang tak mau berhenti itu, "dan kau jangan khawatir...., aku datang ke rumah ini, tanpa apapun. Maka, aku juga akan pergi tanpa apapun!" katanya yang mulai sesak ia rasanya, ia pun berbalik perlahan. Menutup mulutnya dengan telapak tangan untuk bisa menahan tangisnya, Nicky memejamkan mata dengan perih, kata-kata Liana begitu menusuk hatinya, kata-kata yang sebenarnya adalah miliknya yang ia tujukan pada Liana beberapa saat lalu. Jika merasakan kalimat itu begitu melukainya itu artinya pasti hati istrinya jauh lebih terluka, ia menyadari seharusnya ia tak perlu mengungkapkan semua kalimat itu. Tapi sekarang sudah terlambat untuk meralatnya, sudah terlambat untuk minta maaf.

Liana mulai melangkahkan kaki perlahan meninggalkan rumah itu, Nicky membuka matanya, sontak buliran bening menggelinding begitu saja dari matanya. Ia mengepalkan tinjunya dengan geram, rasanya ia ingin memukuli dirinya sendiri hingga mati. Ingin rasanya ia berlari mengejar Liana dan memohon untuk tak pergi, tapi ia mash diam di sana, egonya masih saja lebih berkuasa. Ketika Liana hampir sampai di pintu, pintu depan itu terbuka dan Jaya muncul. Pria itu terheran melihat Liana berjalan keluar dengan linangan airmata, bahkan matanya bengkak seperti sudah menangis begitu lama.

"Nyonya, ada apa?"

Tapi Liana tak menyahut, ia terus saja berjalan menembus pintu. Bahkan mempercepat langkahnya mski sulit sekali untuk berjalan cepat bahkan berlari. Jaya merasa ada yang tidak beres maka iapun segera menuju kamar utama tapi ia melihat ruang kerja Nicky terbuka, lalu terdengar suara gaduh seperti barang yang terbanting bersahutan. Ia segera saja mempercepat langkahnya ke ruang kerja, dan apa yang ia lihat. Banyak barang berserakan di lantai, meja kerja Nicky jadi kosong, bahkan laptopnya juga terpelanting di lantai bersama barang-barang lainnya. Tubuh Nicky setengah membungkuk di atas meja, kedua tangannya berada di atas meja, nafasnya memburu. Jaya melangkah perlahan,

"Tuan!"

"Apa yang telah aku lakukan Jay, apa yang telah aku lakukan?" desisnya pilu, "dia pergi....dia memilih untuk pergi....meninggalkanku!"


"Tuan....,"

Terdengar tawa Nicky yang mengiris, lalu tawa itu berubah jadi tangis. Tangis yang pedih, dan sekarang benar sudah terlambat untuk bisa mencegahnya.

Liana berjalan sedikit cepat untuk bisa menjauh dari rumah megah itu, tadinya satpam di depan sedikit ragu saat membuka gerbang tapi ketika Liana menegaskan untuk membukanya ia pun membukanya. Sekarang Liana berhenti setelah rumah itu tak terlihat jika ia berbalik, ia menangis di sana, tiap untai kata yang Nicky ucapkan masih terus menari-nari di telinganya. Masih terus bermain di benaknya, haruskah berakhir seperti ini, haruskah?

Iapun meneruskan perjalanan hingga jauh, hingga berada di keramaian jalan yang penuh dengan kendaraan lalu-lalang, tiba-tiba kepalanya mendadak terasa pening sekali. Ia memang tak mengisi perutnya sejak semalam, dan terlalu banyak menumpahkan airmata rasanya membuat otaknya seperti di peras, sakit sekali. Pandangannya mulai buyar, membuatnya limbung hingga ia jatuh tersungkur tak sadarkan diri.

* * *

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun