ada aliran kesedihan yang tiba-tiba datang
meski tak selamanya sedih selalu datang
lalu berganti suka yang sebagaimana adanya
Suatu hari kau membawaku pada sebuah tempat dimana hanya ada aku dan kamu.Â
"Aku heran padamu. Aku yang mujur, atau kamu yang terlalu bodoh untuk bisa bertahan denganku?"
"Apaan, sih? Emang kamu mau, kalau aku pergi duluan?" tanyaku.
Kemudian kamu mengucel rambutku dengan gemas.Â
"Entahlah. Aku menjadi takut kehilanganmu."Â
Tentu saja aku juga begitu, kataku dalam hati.Â
Sayang, aku ingin mencintai,
memilikimu dan membahagiakanmu tak hanya semalam